Sukses

Terimbas Kebakaran Pasar Legi Solo, Gereja Bethany Liburkan Ibadah

Ketua Departemen Musik Pujian dan Staf Gembala Gereja Bethany Indonesia Solo, memastikan diliburkannya ibadah kali ini bukan karena kondisi gedung gereja yang rusak parah setelah kebakaran Pasar Legi.

Solo - Dampak terbakarnya Pasar Legi Solo, pengelola Gereja Bethany Indonesia terpaksa meliburkan agenda ibadah pada Selasa (30/10/2018) sore. Hal ini karena bagian dalam gedung gereja itu masih dipenuhi asap dari Pasar Legi yang terbakar pada Senin, 29 Oktober 2018, sore.

Jarak Gereja Bethany ke Pasar Legi sangat dekat bahkan atap bangunan gereja itu ikut terjilat api dari kebakaran di pasar pangan tersebut. Pengelola gereja khawatir jemaah bakal sakit mata dan mengalami gangguan pernapasan jika tetap diminta menghadiri ibadah tersebut.

Selain kepulan asap, ibadah terpaksa ditiadakan karena instalasi listrik di lingkungan gereja masih mati total.

Ketua Departemen Musik Pujian dan Staf Gembala Gereja Bethany Indonesia Solo, Titus Saryanto, memastikan diliburkannya ibadah kali ini bukan karena kondisi gedung gereja yang rusak parah setelah ikut dilalap si jago merah dari Pasar Legi.

"Agenda ibadah dalam waktu dekat, seperti nanti sore, tidak memungkinkan untuk digelar karena asap kebakaran Pasar Legi yang masuk ke gedung masih banyak," kata Saryanto saat ditemui Solopos.com di halaman gereja Bhetany Indonesia Solo, Selasa (30/10/2018).

Saryanto menyebut gedung Gereja Bhetany hanya rusak sedikit pada bagian atap. Kerusakan bangunan itu masih bisa diperbaiki secara mandiri. Yang menjadi kendala pengelola gereja sekarang adalah penanganan asap dan instalasi listrik yang membutuhkan bantuan pihak terkait.

Jika kedua hal itu tak segera ditangani, pengelola Gereja Bethany kemungkinan juga terpaksa meliburkan penyelenggaraan ibadah Night of Worship pada Jumat, 2 November 2018.

"Kemungkinan untuk ibadah hari Jumat besok kami belum siap. Tapi untuk kepastiannya, kami akan memberikan informasi lanjutan kepada para jemaah. Yang jelas kalau ibadah raya Minggu kami pastikan gereja siap digunakan lagi," jelas Saryanto.

Sementara itu, Lurah Setabelan, Sudadi, memastikan tidak ada dari warganya yang mengalami gejala sesak napas akibat menghirup asap kebakaran Pasar Legi.

Dia mengaku sudah memantau perkampungan warga di sekitar Pasar Legi. Sudadi juga mengaku sudah mendatangi Puskesmas Setabelan guna memastikan kondisi warganya.

Dia tak menemukan ada warganya yang mengeluh sesak napas maupun iritasi mata usai terbakarnya Pasar Legi Solo. "Sementara tidak ada temuan warga mengeluh sakit karena asap kebakaran Pasar Legi. Kami bersyukur, warga dalam kondisi aman," jelas Sudadi.

 

Baca berita menarik lainnya di Solopos.com.

 

Simak video pilihan berikut ini: