Sukses

Dihantam Angin, Gedung SDN Kutanagara Ambruk

Sebelum ambruk, gedung sekolah tersebut juga dalam kondisi rusak, dinding bangunan mengalami retak dan membuat guru dan siswa ketakutan tiap menjalankan proses belajar mengajar.

Liputan6.com, Karawang - Bangunan kelas SDN Kutanagara di Dusun Cidampa II , Desa Kutanagara, Kecamatan Ciampel, Karawang, akhirnya ambruk akibat angin kencang dan hujan lebat.

"Tadi malam bangunan sekolah ambruk, setelah hujan lebat turun disertai angin kencang," kata Dayu, salah seorang Guru SDN Kutanegara, Jumat (2/11/2018).

Dayu menyebutkan, siswa tidak bisa lagi menjalani kegiatan belajar. Apalagi sekolah tersebut hanya memiliki tiga ruang kelas dan semuanya dalam kondisi parah.

"Karena kelasnya ambruk, para siswa terpaksa harus berhenti belajar," kata guru kelas satu dan dua itu.

Hingga saat ini material atap bangunan masih dibiarkan berserakan. Kemudian pihak sekolah belum bisa menentukan kapan akan memperbaiki kelas tersebut.

Dayu menyebutkan, sebelumnya kondisi bangunan tiga ruang kelas yang terbuat dari kayu dan penutup dari asbes itu memang sudah rapuh. Bagaimana nasib siswa?

"Korban tidak ada, cuma sebelumnya ruang kelas yang pertama berdiri merupakan swadaya masyarakat tidak pernah mandapat bantuan dari Pemerintah daerah. Itulah ruang kelas yang ambruk," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Usulan Perbaikan Tak Direspon

Dayu mengatakan, sebelum ambruk kegiatan belajar mengajar juga sudah tidak maksimal. Setiap hari, siswa kelas 1 hingga kelas 6 belajar secara bergantian. Setidaknya ada 80 siswa terdaftar di sekolah tersebut.

Kini Dayu mengaku bingung untuk memilih tempat yang nyaman bagi siswa untuk belajar karena untuk ke sekolah induk jaraknya sekitar 5 kilometer satu kali jalan. Gedung sekolah yang ambruk merupakan kelas jauh SDN Kutanagara.

"Masih bingung hingga mencari tempat untuk belajar sementara. Kalau di sekolah induk jarak tempuh sekitar 5 kilometer lagi jalannya," imbuhnya.

Pihak guru berharap kepada Pemeritah daerah untuk segera mencari solusi demi kelancaran dan kenyamanan proses belajar mengajar bagi masa depan anak didiknya. Selain itu ada tiga guru yang statusnya honorer.

"Berharap Pemerintah daerah segera memberikan solusi buat proses belajar para siswa," katanya.

Sebelum ambruk gedung sekolah tersebut juga dalam kondisi rusak, dinding bangunan mengalami retak serta sempat membuat guru dan siswa tiap menjalankan proses belajar mengajar. Itu terjadi karena kondisinya yang termakan usia serta tidak pernah mendapat perbaikan. Pengajuan renovasi sering diajukan ke Dinas Pendidikan maupun Pemkab Karawang, namun hasilnya nihil.