Liputan6.com, Solok - Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat dikenal sebagai daerah penghasil beras berkualitas, hingga ada lagunya 'Bareh Solok'.
Jika melintas di daerah ini, mata akan disuguhi pemandangan alam nan elok. Hamparan padi warna-warni tersusun rapi bak permadani, dipayungi awan putih di antara langit biru, sungguh luar biasa sang Maha Guru. Tak hanya penghasil beras, wilayah ini juga memiliki danau unik di kawasan Kecamatan Lembah Gumanti, yaitu 'Danau Kembar'. Danau itu memiliki cekungan besar menyerupai angka delapan.
Menurut ceritanya, danau ini terbentuk akibat pertempuran antara seorang Niniak (petinggi adat) dengan seekor naga. Niniak ini bernama Gadang Bahan, memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Sehari-hari ia bekerja mencari kayu di hutan dan mengolahnya menjadi papan ataupun balok yang kemudian ia jual di pasar.
Advertisement
Baca Juga
Pada suatu hari, seperti biasanya Niniak berangkat mencari kayu ke hutan dengan membawa beliungnya (alat untuk memotong dan menghaluskan kayu). Di tengah perjalanan, langkah Niniak terhenti. Dia melihat ada benda besar melintang menghalangi jalan. Perlahan ia berusaha mendekati benda tersebut, berencana untuk memindahkan benda itu agar ia bisa melanjutkan perjalanan.
Jarak beberapa meter benda besar itu bergerak. Niniak terkejut, kini dihadapannya berdesis seekor naga sangat besar. Meski takut, ia berusaha mengusir ular besar itu, namun Naga malah balik menyerangnya. Pertikaian tak terelakkan. Niniak mengeluarkan jurus silat yang ia miliki untuk melawan Naga tersebut. Begitupun dengan Naga yang mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melumpuhkan Niniak.
Di tengah pertempuran Ninik berucap "Lawan tak dicari, kalau batamu tak mangelak," kata Niniak sambil mengeluarkan jurusnya yang lain.
Pada akhirnya Naga terjatuh setelah terkena sabetan beliung Niniak. Bahkan kepala Naga nyaris lepas dari tubuhnya. Melihat kondisi Naga yang hampir mati, Niniak melempar Naga tersebut ke sebuah lembah sekitar hutan lalu melanjutkan perjalanan.
Selang beberapa bulan, Niniak Gadang Bahan kembali ke lembah tempat ia pernah melempar Naga. Tibanya di tepi lembah Niniak dikejutkan dengan pemandangan tak biasa. Ia melihat Naga yang tempo hari ia kalahkan, masih hidup dengan kepala nyaris putus dan darah yang masih mengalir.
Naga berukuran panjang itu membentuk tubuhnya  menyerupai angka delapan. Lambat laun, tubuh naga tertimbun tanah hingga membentuk cekungan. Ketika hujan turun air terbendung di dalamnya, perlahan lingkaran tersebut semakin membesar hingga membentuk dua danau.
Hikayat Niniak Gadang Bahan yang mengalahkan Naga, dijadikan latar belakang penamaan daerah sekitar Danau Kembar.
Pertama, nama kecamatan lokasi Danau Kembar berada di Kecamatan Lembah Gumanti yang memiliki arti (Lembah Nago Nan Mati). Kedua, Aia Sirah (Air Merah), konon katanya air di daerah ini berwarna merah. Disebabkan darah Naga yang masih mengalir, karena sebagian Niniak hari ini berpendapat bahwa sampai sekrang Naga itu masih hidup dan masih mengeluarkan darah. (Miftahul Jhannah)
Saksikan video pilihan berikut ini: