Liputan6.com, Garut - Alunan shalawat yang diiringi musik tradisional rebana menyambut kedatangan orang nomor satu di lingkungan Komando Militer (Kodam) III Siliwang, Jawa Barat di Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pertunjukan yang digawangi emak-emak ini seakan menegaskan kedekatan TNI dan Rakyat.
Acara penutupan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-103 di Garut itu, berlangsung ceria. Ribuan warga, dengan ratusan di antaranya merupakan siswa pelajar, nampak berjejer di sepanjang jalan, menyambut sang tamu utama datang, Pangdam III Siliwangi Mayor Jenderal Besar Harto Karyawan.
Meskipun terhitung singkat selama 40 hari kerja, namun bagi warga pelosok di desa perbatasan antara Kabupaten Garut dan Tasikmalaya itu, kebersamaan TNI dan rakyat dalam program TMMD tersebut, seakan berkah tersendiri bagi mereka. Salah satu berkahnya adalah terbukanya akses perkampungan itu, sebagai lumbung hasil bumi yang melimpah ke masyarakat luar.
Advertisement
"Bagi kami TNI sudah seperti keluarga sendiri, meskipun singkat, namun banyak sekali manfaat kehadirannya," ujar Ai Pipin, (35), salah satu warga Desa Pancasura, di sela-sela acara penutupan program TMMD ke 103 di Desa Pancasura, Selasa (13/11/2018).
Baca Juga
Pengurus Yayasan Al-Muawanah Pancasura itu mengatakan, sikap disiplin dan tepat waktu yang diajarkan para anggota TNI yang diterjunkan dalam program TMMD, telah banyak mengilhami warga untuk melakukan hal serupa dalam kegiatan sehari-harinya.
"Memang disiplin itu penting, dan para bapak TNI mengajarkannya tepat waktu," kata dia.
Selain pelajaran kedisiplinan, hal lain yang diberikan anggota yakni informasi tambahan yang diberikan melalui penyuluhan, mulai bahaya narkoba, pentingnya bela negara, wirausaha bagi keluarga, hingga soal pentingnya kesehatan bagi kaum hawa di pedesaan.
"Sekarang mereka harus kembali meninggalkan kami, jelas warga merasa kehilangan," ujar dia dengan sedih.
Kondisi serupa diungkapkan Kokom, (44), warga Kampung Sangiang, Pancasura. Meskipun masa kerja para prajurit TNI terbilang singkat, namun pola pendekatan dan kemanunggalan TNI dalam berbagai hal, memberikan kesan tersendiri bagi warga.
"Saya sudah anggap seperti saudara baru, jelas kami merasa kehilangan, apalagi mereka sudah akrap dengan para warga di sini," ujar dia dengan mata berkaca-kaca menahan pilu.
Kesedihan mereka memang wajar, program nasional TMMD yang sudah berlangsung lebih dari empat dekade ini, memberikan contoh bagaimana kedekatan dan kekeluargaan TNI dengan masyarakat. 'Bak belahan jiwa baru' bagi warga, kehadiran TNI pun seakan roh baru baru bagi semangat masyarakat Pancasura yang terkenal ramah.
"Yang jelas kami sebagai warga sangat berterima kasih, hanya Alloh yang tahu apa balasan buat mereka (prajurit TNI)," pinta dia berharap.
Serma Sumartono, salah satu komandan regu tim TMMD di desa Pancasura mengaku terharu dengan perlakuan dan penerimaan istimewa, yang diberikan warga selama kegiatan berlangsung.
"Mereka adalah amanat buat kami, jadi kami perlakukan mereka selayaknya keluarga kami," ujar dia, dengan mata yang terlihat sembab menunjukan kesedihan.
Penerimaan warga yang begitu istimewa, mulai penyediakaan bahan material pembangunan infrastruktur, kerja bakti pembangunan, hingga konsumsi yang mereka berikan, semakin meneguhkan kedekatan TNI dan rakyat. "Amanat saya, tolong jaga dan pergunakan fasilitas yang kami bangun dengan baik," kata dia.
Tak lupa, di sela-sela perpisahannya, ia pun meminta kepada masyarakat terutama generasi muda, agar lebih bersemangat dalam berkarya dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di desa. "Cintailah tanah airmu seperti kamu mencintai ragamu," ujar dia.
Â
Â
Apresiasi Khusus Penglima dan Kasad
Pangdam III Siliwangi Mayor Jenderal Besar Harto Karyawan menyatakan, keberhasilan program TMMD dalam pembangunan sejumlah infrastruktur dasar di Desa Pancasura ini, mendapatkan apresiasi dan penilaian positif dari petinggi TNI di Jakarta.
"Ingat TMMD Garut ini mendapatkan apresiasi khusus dari Panglima TNI dan Kasad (Kepala Staf Angkatan Darat)," ujar dia dalam sambutannya.
Menurutnya, cucuran keringat ratusan prajurit yang diterjunkan di daerah terisolir seperti Desa Pancasura ini, mampu memberikan akses kemudahan bagi rakyat, sehingga pengorbannya selayaknya mendapatkan apresiasi pimpinan lembaga tinggi TNI.
"Momentumnya tentu semangat gotong royong antara TNI dan rakyat," ujar dia.
Tahun ini, program TMMD secara nasional digulirkan hampir di 50 kabupaten se-Indonesia, dari jumlah itu para prajurit telah mampu melaksanakan pembangunan infranstrukrur dasar jalan baru di desa hingga 52 kilometer.
Kemudian pengaspalan jalan desa hingga sepanjang 326 kilometer, rehabiltasi puluhan jembatan dan tempat ibadah. "Juga tidak ketinggalan pembangunan rutilahu dan sarana sanitasi masyarakat desa," ujar dia.
Khusus Jawa Barat, selain Garut ada tiga kabupaten lainnya yang mendapatkan tugas untuk mengggulirkan program TMMD, sehingga kehadiran program itu, diharapakan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Pembangunan yang diberikan tidak hanya kepada fisik semata, namun juga non fisik seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian dan lainnya," kata dia.
Dalam prakteknya, para prajurit yang diltugaskan telah mendapatkan pengetahuan dan wawasan, agar mampu mengedukasi warga dengan baik.
"Mereka kami tugaskan tidur dan bermalam di rumah warga sekitar, kemudian disuruh berbagi menggunakan lauk pauk yang diberitakan dari atasan," kata dia.
Dandim 0611 Garut Letkol Infanteri Asyraf Aziz menambahkan, selama program berlangsung, para prajurit yang diterjunkan, mampu melaksanakan seluruh intruksi dan tugas yang diberikan dengan tepat.
Tak mengherankan seluruh pembangunan sejumlah infrastruktur dasar di sekitar area program TMMD berlangsung, mampu diselesaikan tepat waktu dengan hasil sangat menggembirakan, dan langsung digunakan masyarakat.
"Ada sekitar 1,7 kilometer jalan kami aspal dan itu selesai semua, kemudian jembatan baru, pembangunan TPT 100 meter, lapangan sepakbola desa, dan pembangunan non fisik seperti penyuluhan dan pembinaan," papar dia.
Dalam penelusuran Liputan6.com di lapangan, kondisi akhir pembangunan infrastruktur jalan pasca pengerjaan, memang benar-benar memberikan wajah baru bagi akses desa Pancasura. Jalan utama desa yang awalnya berbatuan tanpa baluran aspal, kini tepat 40 hari masa bakti prajurit TNI, jalanan menjadi bebas kubangan.
Terlihat jalanan utama mulai jalan masuk pesantren Manarul Huda, kemudian jalan desa hingga menuju jalan baru Cigintung sepanjang 1,7 kilometer, terlihat sudah rapi terbalut aspal.
Bahkan saat peresmian jembatan baru sepanjang 12 meter dengan lebar 5 meter, persis di atas jalan baru 300 meter yang baru selesai dibuka, terlihat deretan wajah sumringan dari ratusan siswa, yang dipandu menerima kunjungan para tamu dari petinggi TNI dari Kodam III Siliwangi tersebut.
'Prak' satu hentakan kendil kecil yang dilemparkan Danrem 06 Tarumanagara Kolonel Infanteri Tatan Ardianto, langsung menghentak bumi di atas permukaan jembatan baru, sebagai simbol dibukanya jalan baru yang akan dipergunakan warga Pancasura dan sekitarnya itu.
"Selamat menikmati fasilitas baru ini, semoga bermanfaat, kami akan terus ada bersama rakyat," ujar Tatan dengan singkat.Â
Advertisement
Kontribusi 8 Kementerian Pemerintah
Dalam kesempatan itu, Jenderal Besar Harto menambahkan, dalam pelaksanaan program nasional TMMD, sedikitnya ada delapan kementerian pemerintah yang ikut bahu membahu menyukseskan kegiatan tersebut.
"Misalkan dari Kementerian Peridustrian mendapatkan bantuan semen Dan material buat jalan," kata dia.
Kemudian, Kementerian Kesehatan yang bertanggung jawab dalam pemahaman kesehatan, Kementerian Pertahanan untuk wawasan bela negara, Kementerian Hukum untuk pemahaman persoalan kesadaran hukum, Kementerian Pertanian untuk pemahaman soal pertanian, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk penyediaan bibit pohon tanaman.
Kementerian Percepatan Desa Tertinggal untuk penyediaan dana desa, hingga Kementerian Sumber Daya Manusia. "Maka jadilah agen pembangunan yang bernilai positif bagi masyarakat," ujar dia sekaligus menegaskan komitmennya untuk memberikan pembinaan bela negara bagi masyarakat.
Jenderal bintang dua itu pun tak sungkan memberikan apresiasi dan pujian bagi seluruh masyarakat Pancasura, terutama kaum ema-emak yang telah menyukseskan program TMMD ke 103 ini.
"Jadi di desa Pancasura ini ibu-ibunya rela dan ihlas sampai meninggalkan pekerjaannya untuk gotong royong membantu," kata dia bangga.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, kehadiran progam TMMD bersama warga, dinilai lebih efektif dalam merealisasikan pembangunan yang dilakukan pemerintah Garut, terutama di daerah pelosok seperti desa Pancasura ini.
"Pembangunan seperti ini biasanya kalau sama kontraktor bisa habis hingga Rp 4-5 miliar, tetapi dengan TNI cukup dengan Rp 400 juta selesai" kata dia memuji efektifitas kerja yang dilakukan prajurit di lapangan.
Dampaknya, kondisi desa menjadi lebih hidup dan ramai, serta perekonomian warga ikut meningkat. "Lihat saja harga tanah sekarang menjadi naik, karena jalan baik, begitu pun jarak tempuh lebih singkat," ujar dia.
Tidak ketinggalan. ia berterima kasih atas pengabdian yang diberikan prajurit, sehingga seluruh progres kegiatan bisa berlangsung lancar dan sukses. "Karena tanpa kerja keras dan cucuran keringat mereka, sulit merealisasikan pembangunan di daerah terisolir seperti ini," puji Rudy.
Investasi Jangka Panjang Desa
Kepala Desa Pancasura, Saepuloh A Ridho mengatakan, hasil pembangunan infrastrukur yang ditinggalkan para prajurit dalam program TMMD, jelas merupakan aset bernilai bagi Desa Pancasura untuk jangka panjang. "Yang jelas akses kami ke luar desa lebih mudah dan murah," ujar dia.
Bakal calon anggota legislatif DPRD Garut ini mencontohkan, pembangunan jalan baru sepanjang 300 meter persegi yang menghubungkan desa Pancasura, Cigintung, Sukawangi dan Ciudian dan Kecamatan Singajaya, mampu memangkas waktu tempuh warga hingga 80 persen.
"Jika sebelumnya warga harus memutar sekitar satu jam karena jarak tempuh sekitar 16 kilometer, sekarang cukup 10 menit sudah sampai tujuan di kecamatan Singajaya," ujar dia.
Kemudian fasilitas lain seperti jembatan penghubung desa dengan panjang 12 meter dan lebar 5 meter, pembangunan gorong-gorong, tembok penahan tanah (TPT) sepanjang 100 meter, pembangunan lapangan sepak bola baru Desa Pancasura, pembangunan masjid Pesantren Manarul Huda.
"Jangan lupa yang paling banyak manfaatnya tentu pengaspalan jalan desa hingga 1,7 kilometer," kata dia bangga.
Dengan capaian seperti itu, ia menilai pola pendekatan TNI dalam membangun infrastruktur masih relevan untuk diterapkan saat ini. Walhasil pembangunan jalan baru desa sepanjang 300 meter itu, berhasil dikebut dalam waktu satu bulan tanpa penolakan apapun. "Seluruh tanahnya hasil hibah dari warga, jelas buat kami kebanggaan," kata dia.
Dampaknya bisa dirasakan saat ini, para pelaku usaha yang memiliki kios atau warung di sepanjang jalan desa Pancasura, bisa lebih maju dan ramai dalam memperoleh omset penjualan.
"Karena waktu tempuhnya berkurang, ongkosnya lebih murah, tentu harga jual pun lebih terjangkau oleh warga," kata dia.
Khusus bagi generasi muda, pembangunan lapangan sepakbola Pancasura yang dibangun selama program TMMD berlangsung, diharapkan mampu menjadi pusat kegiatan olahraga masyarakat sekitar.
"Di sana kita juga akan lengkapi dengan lapangan volley ball dan jogging track, siapa tahu nanti dari kampung kami menelurkan atlet nasional," harap dia.
Advertisement