Liputan6.com, Garut - Lebih dari dua pekan, tumpukan sampah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, semakin meninggi. Akibatnya, bau busuk menyeruak di beberapa tempat, terutama di sekitar tempat pembuangan sampah berada.
"Saya sendiri kurang tahu alasannya, ini sudah dua pekan tidak diangkut," ujar Siti, salah satu warga yang rumahnya berada di dekat bak tempat pembuangan sampah, yang berada di bilangan jalan KH Mustofa Kamil, Garut, Rabu, 14 November 2018.
Menurutnya, penumpukan sampah ini sudah berlangsung lama. Kondisi tersebut cukup mengganggu pemandangan warga. Selain terlihat kumuh, juga indera penciuman warga ikut terusik, akibat bau menyengat dari tumpukan sampah itu. "Apalagi kalau musim hujan tiba, pasti banjir, sebab saluran tersumbat," kata dia.
Advertisement
Baca Juga
Agar tumpukan sampah tidak semakin mengkhawatirkan, ia terkadang membakar beberapa sampah kering untuk menghilangkan bau busuk. Namun, ia tetap berharap jika pemerintah segera turun tangan. "Kan ada uang retribusinya juga," ujar dia.
Kondisi serupa juga terjadi di sekitar bak tempat pembuangan sampah desa Jayaraga, Tarogong Kidul. Banyaknya sampah yang menumpuk menyebabkan masyarakat sekitar mulai mengeluh, akibat bau busuk yang ditimbulkan.
"Saya dengar mobilnya rusak, ya bagaimana lagi, tunggu saja," ujar Engkan kecewa.
Biasanya pengangkutan sampah berlangsung dua kali sehari. Pertama, pukul 06.00 pagi hari, selanjutnya sore sekitar pukul 16.00 WIB. Namun, hampir dua pekan ini, jadwal tersebut tersendat. "Kami berharap segera ada solusi konkret, sebab benar-benar mengganggu," keluh dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kabupaten Garut, Asep Suparman mengakui adanya keluhan warga tersebut. Menurutnya, keterlambatan petugas dalam mengangkut sampah, akibat minimnya armada yang beroperasi saat ini. "Dari 38 armada yang kami miliki hanya 20 unit yang beroperasi," kata dia.
Asep mengatakan, persoalan sampah di Garut termasuk pelik. Saat ini, rata-rata kondisi kendaraan pengangkut sampah berusia tua, sehingga tak aneh saat beroperasi pun, terkadang armada kerap mogok di jalan. "Jika dibandingkan kebutuhan jelas tidak sebanding," ungkap dia.
Akibatnya dari 600 ton target angkut sampah setiap hari yang mesti dibawa, hanya sekitar 150-200 ton sampah yang berhasil diangkut oleh 20 armada yang beroperasi saat ini. "Meskipun armada kami terbatas, kami tetap berupaya mengangkut semaksimal mungkin," ujar dia.
Ia berharap dengan kondisi itu, penambahan armada pengangkut sampah, bisa menjadi prioritas pemerintah selanjutnya. "Semoga saja tahun depan ada penambahan armada baru," harap dia.
Â
Simak video pilihan berikut ini: