Liputan6.com, Pangkep - Cerita nabi palsu sempat bikin heboh warga Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Entah apa yang ada di benak Saharuddin (53) kala itu. Pengakuannya sebagai nabi bikin gempar warga sekitar.
Ia mengungkapkan status kenabiannya di tengah-tengah warga yang tengah mempersiapkan diri menuju ke masjid untuk menunaikan salat Jumat. Tepatnya, Jumat 11 November 2016.
Warga pun dibuat kaget dan heboh. Tentu pengakuannya ini tak membuat takjub, tetapi kegusaran warga karena menyangkut keimanan umat Muslim.
Advertisement
Oleh karena itu, sejumlah warga terpaksa menghubungi kantor Polsek Marang untuk mengantisipasi amukan massa yang kemungkinan bisa terjadi karena tak terima dengan pengakuan ngawur Saharuddin tersebut.
Arsyad, adik ipar Saharuddin menjelaskankan bahwa perilaku Saharuddin sangat berubah sejak pulang dari daerah rantauannya di Malaysia. Ia sudah tinggal di negara jiran itu selama 21 tahun.
Tak hanya mengingkari keberadaan orangtuanya, ia juga mengeluarkan pengakuan yang sangat mengejutkan yakni mengaku sebagai utusan Tuhan, Nabi.
Baca Juga
"Sejak pulang dari Malaysia, ia (Saharuddin) seperti kehilangan ingatan. Bapak dan ibunya saja dia tak akui dan juga mengaku diutus sebagai nabi. Dia mengaku tak dilahirkan oleh orang tuanya. Sementara kedua orang tuanya saat ini masih hidup," kata Arsyad.
Kelakuan aneh Saharuddin, lanjut Arsyad, semakin menjadi ketika waktu salat Jumat. Dia menemui beberapa anak muda di sekitar masjid dan yang hendak menuju masjid, agar tidak usah mendengar khotbah Jumat dari penceramah di masjid yang letaknya tak jauh dari rumahnya tersebut.
Kata dia, khotbah Jumat yang disampaikan oleh penceramah itu tidak wajib didengarkan, tetapi cukup mendengar apa yang disampaikan oleh Saharuddin.
"Karena dia (Saharuddin) katanya memang diutus sebagai nabi," ujar Arsyad kala itu.
Selain mengaku sebagai Nabi, Saharuddin juga mengaku keberadaannya tidak melalui proses kelahiran tapi diturunkan langsung dari langit oleh Tuhan.
"Saya diangkat sebagai Nabi sejak tahun 1996, seingat saya bulan Oktober, dan waktu itu hari Jumat," kata Saharuddin dengan logat Bugisnya saat ditemui di Polsek Marang.
Namun, tidak sebagaimana pengakuan nabi-nabi lain yang banyak mengutip ayat-ayat Alquran maupun hadis, Saharuddin lebih banyak bercerita tentang pengalaman pribadinya dan terkadang menyebut surat Al Fatihah, lafal hamdalah, dan tasbih.
"Apa yang saya katakan itu bahasa dari langit, bukan saya membetulkan, Allah Taala, yang menciptakan bumi. Alhamdulillah itu artinya kita mensyukuri diri kita, kita semua adalah 'Subhanallahu Taala'," ungkap Saharuddin, warga yang mengaku Nabi tersebut.
Sejak perilaku Saharuddin semakin meresahkan, warga sekitar pun langsung menghubungi aparat kepolisian sektor (Polsek) Marang sehingga Saharuddin langsung diamankan untuk dimintai keterangan.
"Tadi malam warga menyampaikan di Polsek Ma’rang. Lalu kita amankan. Kita hanya ingin telusuri lebih dalam. Ada tidak pihak yang dirugikan. Kita akan cari tau bagaimana pengakuan keluarganya. Tadi kan anda dengar sendiri bagaimana pengakuan Iparnya, bahwa setelah pulang dari Malaysia dia seperti itu," kata Kapolres Pangkep saat itu, AKBP Edy Kurniawan.
Menurut Edy dugaan sementara Saharuddin diduga mengalami gangguan kejiwaan sehingga perlu dilakukan pemeriksaan medis.
"Kita sudah kirim tim untuk menemui keluarganya, untuk mencari tau ada indikasi gangguan jiwa atau tidak, kalau memang tidak bahaya, ada jaminan keluarga, kita akan kembalikan Saharuddin yang mengaku sebagai nabi ini ke keluarganya," Edy menandaskan.
Â
Simak video pilihan berikut ini: