Sukses

Selain Berbusana Warna Hijau, Ini Pantangan Lain di Pantai Selatan Garut

Bagi sebagian masyarakat sekitar pantai selatan Jawa, ada pantangan memakai warna kain atau pakaian hijau di pantai. Hijau diyakini warna pakaian sosok Ratu Pantai Selatan.

Liputan6.com, Garut - Pantai Selatan Garut, Jawa Barat, tak hanya indah. Pantai selatan yang identik dengan ombak ganas juga menyimpan pantangan yang tidak boleh dilabrak jika pengunjung ingin selamat selama berekreasi di sana.

"Pokoknya jangan sekali-kali memakai baju atau kain warna hijau," ujar Ridwan, (50), salah seorang tokoh warga Cikelet, pantai selatan Garut, Kamis (15/11/2018).

Pegiat masyarakat peduli lingkungan pantai Garut selatan itu mengatakan, berdasarkan cerita tetua masyarakat sekitar, larangan penggunaan warna hijau sudah berlangsung lama. Cerita itu erat hubungannya dengan cerita legenda Nyai Roro Kidul selaku ratu penguasa pantai Selatan.

Tokoh mistis laut pantai selatan itu sejak lama memang dikenal kerap menggunakan dan menyenangi warna hijau. Sehingga siapa pun yang menggunakannya, konon akan dijadikan tumbal sebagai prajuritnya.

"Tapi itu namanya cerita rakyat," katanya.

Akibat adanya mitos itu, hingga kini sebagian masyarakat Garut bagian selatan, terutama yang berada di pesisir pantai, enggan menggunakan pakaian atau kain berwarna hijau, untuk menghindari amukan dari sang ratu penguasa laut pantai selatan.

Namun, khusus pantai selatan Garut, selain larangan penggunaan warna hijau, pantangan lain tidak boleh dilabrak jika ingin selamat yakni, sumpah serapah dan nungging membelakangi pantai seolah-olah mempermainkan ombak.

"Kayanya itu sebagai bentuk ketidaksopanan bagi Nyai Roro Kidul," ujar dia.

Namun meskipun demikian, ia berharap adanya pantangan itu tidak menyurutkan pengunjung untuk tetap datang dan menikmati wisata laut pantai Selatan Garut. "Asal mengikuti rambu-rambu aturan yang berlaku insyaallah aman," kata dia.

 

 

2 dari 2 halaman

Kesamaan Mitos Nyai Roro Kidul

Sebagai bagian dari rangkaian pesisir pantai selatan Jawa, mitos keberadaan Nyai Roro Kidul sebagai penguasa pantai selatan memang sudah berlangsung lama. Tercatat masyarakat yang berada di pantai selatan Jawa, mulai pantai Sukabumi hingga Pangandaran mempercayai adanya cerita mistis itu.

Umumnya cerita mitos itu berlangsung secara turun-temurun dan mulut ke mulut dari leluhur mereka. Salah satunya kepercayaan atau mitos legenda mengenai larangan penggunaan warna hijau pada pakaian atau kain yang digunakan pengunjung pantai selatan.

Mereka percaya jika warna hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul. Konon siapa pun yang menggunakannya, kelak mendapati tergulung ombak untuk dijadikan sebagai bala tentara penunggu pantai selatan itu.

 Alkisah dari beberapa cerita rakyat, mitos Nyai Roro Kidul pertama kali disampaikan, Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram. Saat itu, ia yang tengah bersemedi di satu tempat didatangi sosok Nyai Roro Kidul. Kemudian dalam pertemuan itu, terjadi perjanjian akan diberikannya kemudahan, termasuk kekuasaan yang langgeng, asal menikahi sosok Nyai Roro Kidul.

Setiap kali pertemuan itu berlangsung, konos Nyi Roro Kidul selalu mengenakan pakaian berwarna hijau, hingga akhirnya Panembahan Senopati membuat pengumuman kepada rakyat Mataram untuk tidak memakai baju hijau saat berada di pantai selatan, seperti Parangtritis, Pelabuhan Ratu, Parangkusumo, dan lainnya.

Dari maklumat itulah, hingga kini larangan sebagian besar masyarakat pantai selatan Jawa enggan menggunakan pakaian atau kain dengan warna hijau. Sebab jika hal itu dilabrak, konon musibah dengan tergulung ombak hingga meninggal dunia akan menghampiri mereka yang melakukan itu.

Meski demikian, adanya larangan tidak tertulis menggunakan pakaian warna hijau sebenarnya membantu pihak petugas keamanan penjaga pantai. Dengan menggunakan pakaian warna itu, korban yang tengah mendapatkan musibah tergulung ombak sulit diketahui petugas. Sebab, warna air pesisir laut pantai selatan mayoritas hijau kecokelatan dan tidak bening.