Liputan6.com, Jakarta - Hoaks marak terutama saat momen pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah di Indonesia. Hoaks biasanya bermuatann ujaran kebencian dan provokasi yang memicu konflik. Jika hoaks dibiarkan, semangat kebangsaan terancam.
Di luar para pembuat dan penyebar hoaks, untungnya masih banyak elemen-elemen di masyarakat yang aktif memerangi hoaks. Salah satunya adalah ibu–ibu yang tergabung dalam JAPRI (Jaman Perempuan Indonesia) yang aktif mengajak masyarakat untuk menghindari hoaks.
“Hoaks sangat membahayakan dan bisa memecah belah persatuan bangsa. Masyarakat harus cerdas agar tidak mudah terkecoh dan terpengaruh hoaks,” kata Ketua JAPRI Purnama Sitompul dalam sambutan pembukaan seminar yang digelar JAPRI dengan tema “Masyarakat Cerdas Menghindari Hoax/ Fitnah”, di Gedung Sekar Wijayakusuma, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2018), dilansir dari keteranga tertulis.
Advertisement
Baca Juga
Seminar dihadiri sekitar 400 peserta masyarakat umum, ibu-ibu dari berbagai daerah di wilayah DKI Jakarta dan Sukabumi..
“Para politisi jangan menggunakan hoaks sebagai cara untuk memenangkan diri atau menjatuhkan lawa,” tegasnya.
Anita Wahid dari The Wahid Institute mengingatkan para politisi supaya meneladani para pendiri bangsa dalam mengelola negara.“Mari kita kembali kepada tujuan bernegara seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa,” katanya.
Selain Anita, pembicara lain adalah Ustaz Iip Syarif Hidayat, Anggota DPR Adian Napitupulu, dan Diaz Hendropriyono. Diskusi dipandu oleh moderator Eliza Prabawa.
Diaz Hendropriyono mengajak masyarakat pengguna gadget agar tidak mudah percaya pada berita bohong, karena efeknya sangat berbahaya.