Liputan6.com, Padang - Memulai hari dengan menyeruput secangkir kopi di saat pagi terasa begitu nikmat. Seakan kembali menyadarkan diri serta hati bahwa hidup ini hampir sama seperti kopi. Baru terasa nikmatnya, ketika rasa manis dan pahit saling berhimpit.
Beda sensasi jika menikmati kopi dari Puncak Marapi, salah satu gunung aktif di Sumatera Barat. Muhammad Iqbal, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang menuturkan, ngopi di puncak Marapi saat pagi hari, merupakan salah satu kegitan yang dinanti oleh pendaki.
"Ngopi di Marapi tak hanya memberi kenikmatan pada diri, tapi juga mempererat silaturrahmi," ujar Iqbal.
Advertisement
Baca Juga
Bertemu teman baru sesama pendaki, pasang tenda bersebelahan, berbagai cerita serta pengalaman ditemani kopi. Berusaha berdamai dengan rasa dingin dengan menikmati secangkir kopi sambil memandangi samudera awan ciptaan sang Ilahi.
Menanti terbitnya mentari menyinari bumi hari ini, yang perlahan mulai tampak antara gumpalan-gumpalan awan dan langit berwarna jingga. Pemandangan luar biasa ini semakin meyakinkan hati bahwa ciptaan Tuhan tiada yang dapat menandingi, maka harus benar-benar disyukuri.
Iqbal menambahkan, tidak hanya dapat menyaksikan sunrise dan samudera awan. Dari puncak Marapi pendaki dapat memandangi keindahan Kota Bukittinggi dan Gunung Singgalang.
"Untuk bisa menikmati hal ini pendaki harus menempuh kurang lebih enam sampai delapan jam perjalanan," jelas Iqbal.
Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan alam yang sangat menantang dan menyenangkan. Bagaimana tidak, untuk menuju puncak gunung, pendaki harus menaklukan berbagai rintangan. Seperti tanjakan terjal dan turunan curam, belum lagi kondisi alam yang terkadang meleset dari perkiraan.
Dingin malam menusuk ke tulang, terik siang meringkan kulit badan. Berada di puncak dan menyaksikan hamparan bumi dari ketinggian. Ketika sampai pada tujuan, seketika rasa lelah terbayarkan karena mata disuguhi indahnya ciptaan Tuhan. (Miftahul Jhannah)
Saksikan video menarik berikut ini: