Sukses

Cita-Cita Mulia Siswi SD Difabel Asal Probolinggo

Berdasarkan penuturan gurunya, siswi SD difabel ini terbilang berprestasi. Dia pernah ikut lomba calistung tingkat kecamatan saat kelas 1.

Liputan6.com, Probolinggo - Melisa Diana Putri (8), siswi difabel yang tengah mengenyam pendidikan di SDN Tukul II kecamatan Sumber, dikunjungi Wakil Bupati Probolinggo, HA. Timbul Prihanjoko, Jumat, 9 November 2018. Kedatangan orang nomor dua di Probolinggo ini karena terkesima dengan kisah siswi difabel ini berjuang mendapatkan ilmu, meski dengan keterbatasan kondisi tubuh.

Kepada wakil bupati Probolinggo itu, Melisa mengungkapkan cita-citanya menjadi guru. "Ingin menjadi guru, untuk mengajar anak-anak," ucap putri dari pasangan Suyitno dan Minarwin ini.

Bocah kelahiran 2010 itu, juga mengaku senang dikunjungi Wabup dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo. Apalagi, Melisa mendapat sejumlah bantuan untuk kelanjutan belajarnya. "Senang. Nanti bisa menggambar dan menulis," tuturnya polos.

Berdasarkan penuturan gurunya, siswi SD difabel ini terbilang berprestasi. Dia pernah ikut lomba calistung tingkat kecamatan saat kelas 1. Ia menjadi duta SDN Tukul II karena kemampuan di atas rata-rata temannya. Meski ia harus menggunakan jari kaki untuk menulis.

 

2 dari 2 halaman

Anak-Anak Berhak Bersekolah

Wabup Timbul menjelaskan, pendidikan inklusif sudah berjalan selama tiga tahun di Kabupaten Probolinggo. Pendidikan ini memang diperuntukkan bagi anak–anak yang berkebutuhan khusus dan ingin masuk ke sekolah reguler seperti SD, SMP, SMA.

"Alhamdulillah, bagian dari program Pemerintah Daerah Probolinggo yaitu sekolah inklusif ini betul–betul terlaksana di sini. Terlihat suasana belajar dan teman–teman yang menyenangkan dan saling tenggang rasa, terhadap adanya seorang Melisa di antara mereka," kata Wabup bangga.

Ia mengatakan pendidikan inklusif akan terus dikembangkan, terutama di daerah sulit. Dengan begitu, segala kebutuhan pendidikan anak difabel bisa dipenuhi dan tidak ada lagi ada anak difabel yang tidak bersekolah.

"Seperti ananda Melisa, akan tidak mungkin bagi keluarganya yang tergolong keluarga prasejahtera ini untuk menyekolahkannya di Sekolah Luar Biasa yang notabene hanya ada di kota," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini: