Sukses

Serunya Rebutan Uang Koin Rayakan Maulid Nabi di Kediri

Tradisi perayaan maulid nabi yang tak lekang oleh zaman ini diimplementasikan dalam bentuk kegiatan berebut uang koin.

Liputan6.com, Kediri - Masyarakat lingkungan Kelurahan Jamsaren Kota Kediri Jawa Timur, memiliki tradisi yang cukup unik dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi turun-temurun pada perayaan maulid nabi ini, diperkirakan sudah ada sejak berdirinya masjid wakaf Jamsaren periode tahun 1908.

Tradisi perayaan maulid nabi yang tak lekang oleh zaman ini diimplementasikan dalam bentuk kegiatan berebut uang koin. Ritual berebut uang koin ini dilaksanakan di dalam masjid. Mereka yang berebut uang koin, dibagi dalam dua kelompok.

Kelompok remaja dan anak-anak ditempatkan, secara terpisah. Mereka berebut uang receh nominal dua ratus, lima ratus, hingga seribu.

Kegiatan itu dimulai, setelah jemaah menggelar ibadah salat Isya. Selesai salat, para jemaah kemudian membentuk sebuah lingkaran sambil membaca salawat nabi secara serentak. Di sela pembacaan salawat nabi, para jemaah spontan melemparkan pecahan uang koin dari atas.

Tanpa menunggu aba-aba, ratusan remaja dan anak kecil ini kemudian saling berebut mendapatkan pecahan uang receh. Saling senggol pun terjadi, tidak sedikit mereka yang terjatuh karena didorong oleh temannya yang lain.

"Itulah yang menjadikan saya heran setiap tahunya, tidak ada satu pun dari mereka yang terluka saat berebut uang receh," tutur MZ Ansori selaku anggota Pengurus Takmir Masjid Wakaf Jamsaren, Senin, 19 November 2018 malam.

 

2 dari 2 halaman

Makna Tradisi Rebutan Koin

MZ Ansori menceritakan, tradisi berebut uang receh ini sudah ada semenjak dirinya masih kecil. Menurutnya, ini merupakan tradisi turun-temurun masyarakat yang tinggal di lingkungan Kelurahan Jamsaren.

"Sejak saya kecil, lahir tahun 1965 sudah ada. Dimulainya kapan, saya tidak tahu. Tapi tidak seramai sekarang ini," katanya.

Pecahan uang receh yang diperebutkan ini berasal dari uang pribadi masing-masing para jemaah yang sengaja dikumpulkan jauh hari sebelumnya. Total, secara keseluruhan uang receh yang terkumpul tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya yakni mencapai kisaran Rp 5 juta.

"Tidak jauh dari tahun kemarin Insya Allah, hampir 5 juta. Saya sendiri mengumpulkan, tidak langsung. Yang penting niatnya, uri-uri budaya," ucapnya.

Tujuan tradisi ini dimaksudkan agar anak-anak dan para remaja suka membaca salawat dan sering beribadah di masjid.

Sementara itu, Fassa (12) pelajar kelas 6 SD asal Kelurahan Jamsaren Kecamatan Pesantren Kota Kediri mengaku, tiap tahun ia bersama kakaknya selalu ikut tradisi berebut uang receh. Jika dibandingkan tahun kemarin, perolehan uang receh tahun ini lebih menjanjikan.

"Tahun kemarin saya cuman dapat 36 ribu. Kalau sekarang hampir 60 ribu," ucap Fassa. Fassa mempunyai keinginan, uang yang terkumpul nanti bisa ia pergunakan untuk keperluan sekolah sehari-hari.

 

Simak video pilihan berikut ini: