Sukses

Teror Ketapel di Pos Polisi Lamongan, Kelompok Radikal?

Teror ketapel menyerang pos polisi di sekitar kawasan Wisata Bahari Lamongan. Akibat teror tersebut, Bripka AA, polisi lalu lintas mendapat luka di mata.

Lamongan - Teror ketapel menyerang pos polisi di sekitar kawasan Wisata Bahari Lamongan, Selasa (20/11/2018) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Akibat teror tersebut, Bripka AA, polisi lalu lintas yang sedang berjaga menjadi korban dengan luka di bagian mata.

Peristiwa penyerangan itu bermula saat korban sedang berjaga di pos. Kemudian terdengar suara perusakan pos dari orang tak dikenal. Korban pun keluar dan melihat dua orang menggunakan motor telah merusak pos dengan melemparinya dengan batu.

Seketika itu, korban berteriak maling. Dua pelaku yang ketakutan lantas melarikan diri ke arah barat menggunakan motor. Korban saat itu juga mengejar pelaku.

Saat korban mengejar kemudian salah satu pelaku mengeluarkan ketapel dan mengarahkan amunisi ketapel dari kelereng ke arah korban. Akibatnya, kelopak mata kanan korban mengalami robek setelah terkena ketapel dari pelaku. Meski kesakitan, Bripka AA tetap mengejar pelaku hingga berhasil menabrak motornya dari belakang.

Dua pelaku yang tersungkur berhasil diamankan oleh aparat dibantu warga sekitar. Sementara korban dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Jawa Timur.

"Alhamdulillah kondisi korban sudah dioperasi, untuk kornea mata ada robek sedikit sekarang masih dalam penanganan khusus," ungkap Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan seperti dikutip laman Jawapos.

Mantan Wakaba Intelkam Mabes Polri itu menjelaskan, saat ini dua pelaku sudah diamankan. Mereka adalah ER, seorang pecatan polisi asal Porong, Sidoarjo dan MSA, warga Paciran, Lamongan.

"Salah satu pelaku merupakan pecatan polisi Sidoarjo tahun 2004," sambungnya.

Perwira tinggi dengan dua bintang di pundak itu menerangkan, Wakapolda Jatim Brigjenpol Toni Harmanto sudah mendatangi TKP di Lamongan untuk membackup dan berkoordinasi dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri.

"Pelaku disinyalir ada kaitannya dengan kelompok radikal, sebab saat penggeledahan di rumahnya ditemukan buku-buku berkaitan kelompok radikal, dan kasus sudah diambil alih Densus 88," terangnya

Luki menegaskan, saat ini polisi sudah mendapatkan titik terang jaringan pelaku teror ketapel. Polisi masih melakukan pendalaman untuk mengembangkan motif penyerangan.

Baca juga berita Jawapos.com lainnya di sini.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Terkini