Liputan6.com, Aceh - Air mata pasangan Samsul Bahri (40) dan Hermayanti (35) belum juga kering, tetapi mereka harus menerima kenyataan bahwa jenazah bayinya yang baru empat hari dikubur hilang dicuri.
Gundukan tanah bekas galian dan rumput terpotong yang berceceran di sekitar kuburan, memperkuat dugaan bahwa bayi dari pasangan suami istri yang tinggal di Desa Julok, Tunong, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh itu, hilang karena diambil orang.
Kepada Liputan6.com, Samsul Bahri menceritakan, awal mula dia mengetahui jenazah bayinya hilang ketika saudari perempuannya yang hendak memberi umpan bebek terkejut melihat gundukan tanah di dekat kuburan bayi tersebut, pada Minggu, 25 November 2018, pagi.
Advertisement
Baca Juga
Kebetulan, jenazah bayi tersebut dimakamkan di pemakaman milik keluarga yang berada tak jauh di belakang rumah keluarga besar mereka. Saudari perempuan Samsul Bahri lalu memberitahu seorang keponakannya untuk menghubungi Samsul Bahri.
Samsul yang saat itu berada di RS Graha Bunda Idi Rayeuk karena menemani sang istri yang masih dalam tahap penyembuhan setelah operasi, menelepon ayahnya untuk memeriksa pemakaman.
"Diberitahu ke anak saya. Anak saya bilang ke mertua saya. Mertua menelepon. Karena saya lagi di rumah sakit menjaga istri, maka saya suruh lihat ke ayah untuk melihat ke pemakaman," kata Samsul, Minggu (25/11/2018).
Penasaran melihat ada lubang bekas galian, maka kuburan tersebut digali lagi dengan beberapa kedalaman. Namun, jenazah yang diharap masih berada di tempatnya itu sudah tidak ada lagi.
Saat ini, kasus pencurian jenazah bayi tersebut sudah dilaporkan ke polsek setempat untuk ditindaklanjuti. Sementara, Samsul berharap pelaku yang mencuri jenazah bayinya dihukum setimpal dengan perbuatannya.
Sebagai catatan, bayi pasangan Samsul Bahri dan Hermayanti dimakamkan pada Rabu sore, 21 November 2018. Bayi itu adalah anak kelima dari pasangan itu.
"Kita berharap pelakunya ditemukan dan dihukum sesuai dengan perbuatannya," harap Samsul.
Â
Untuk Ilmu Hitam?
Menurut Samsul Bahri, Kepolisian Sektor (Polsek) Julok sudah mendatangi lokasi. Namun, kata Samsul, penelusuran jejak pelaku agak sulit karena pelaku tidak meninggalkan jejak yang dapat ditelusuri oleh polisi.
"Barang yang bisa menjadi bukti sekecil apa pun tidak ditinggalkan. Pelaku hanya meninggalkan kain kafan dari jenazah bayi saya," kata Samsul.
Namun, Kapolsek Julok, AKP Suparwanto, melalui Bripka Yos Sudarso mengatakan, pihaknya akan berupaya semaksmimal mungkin memecahkan kasus yang disebut-sebut baru pertama kali terjadi di wilayah hukum kepolisian sektor setempat itu.
Yos Sudarso sendiri yakin kalau jenazah bayi tersebut dicuri. Hal itu terlihat dari bentuk galian yang cenderung tidak seperti digali oleh hewan.
"Kalau hewan yang menggali itu biasanya ada bekas cakaran tidak beraturan di tanah. Ini ada timbunan tiga arah. Seperti dicangkul. Dan itu kedalaman kuburannya ada sedengkul. Jadi saya rasa tidak mungkin hewan yang gali," kata Yos, Minggu, 25 November 2018.
Diduga Kuat untuk Ilmu Hitam
Sebagai catatan, kasus pencurian jenazah bayi sering dikait-kaitkan dengan penganut ilmu hitam dan pesugihan. Banyak cerita bahwa pelaku mengambil beberapa bagian dari jenazah bayi tersebut untuk keperluan ritual.
Di Aceh, jika ada bayi yang meninggal, biasanya kuburan yang bersangkutan akan dijaga selama beberapa malam oleh pihak keluarga dan warga setempat.
Hal ini dilakukan agar kuburan tersebut tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Samsul Bahri sendiri mengaku tidak menjaga kuburan bayinya karena di desa tempat tinggalnya itu belum pernah ada kejadian seperti yang menimpanya.
"Bukan tidak dijaga. Kebetulan saya tidak punya adik dan ayah juga sedang sakit. Apalagi di desa kami, belum pernah ada kejadian seperti itu," Samsul menandaskan.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement