Liputan6.com, Pekanbaru - Ratusan kepala keluarga korban banjir di Perumahan Witayu, Kota Pekanbaru butuh bantuan. Bantuan yang tak merata membuat warga makin nelangsa.
Keadaan ini membuat Derik, bocah 13 tahun, memutar otak membantu kedua orangtuanya agar mendapatkan makanan berprotein, mengingat selama ini keluarganya hanya mengonsumsi mi instan. Dia pun membuat pancing lalu menyebarnya di kolong rumah warga lain yang terendam.
Baca Juga
Agar tak mengganggu warga lain, pelajar kelas 1 SMP ini memilih rumah rusak tak berpenghuni lagi. Ada beberapa rumah yang dipilihnya, berjarak sekitar 10 meter dari kediamannya.
Advertisement
Pantauan Liputan6.com di lokasi, Senin (26/11/2018), ada tiga pancing yang disebarnya dalam jarak beberapa meter. Sebagai pemancing, Derik bersabar hingga beberapa menit kemudian pancingannya disambar ikan.
Tarikan demi tarikan tali pancing membuat wajah Derik sumringah. Dalam hitungan 30 menit sudah enam ekor ikan jenis gabus dan belut masuk ke wadah yang dibawanya.
"Sudah enam yang didapat. Ini mau dikasih mamak (ibu) buat dimasak," kata Derik.
Sementara bibi Derik, Miniarti, menyebut rumah mereka sudah sebulan kebanjiran akibat luapan Sungai Siak. Kondisi air tak menentu tergantung cuaca di Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru itu.
"Sekarang sudah mulai surut. Kemarin airnya sampai setinggi pinggang orang dewasa," kata Miniarti.
Akibat banjir ini, beberapa orangtua terpaksa menyeberangkan anak mereka untuk sekolah menggunakan ban karet. Aktivitas ini sudah sebulan dilakukan.
"Cuma itu satu-satunya transportasi yang bisa digunakan," ungkap Miniarti.
Â
Janji Pemerintah
Sementara itu di tempat terpisah, Junaedi Ketua RW setempat menyebut, kondisi air memang sudah mulai surut tapi tetap membuat warga khawatir. Pasalnya pada pagi hari air bisa naik kalau malamnya hujan lagi.
"Ini bukan banjir sekali dua kali, tapi setiap tahun begini," ujar Junaedi.
Junaedi pun berharap pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan banjir menahun ini.
"Katanya 2019 mau buat bendungan air. Semoga saja benar kan supaya gak terendam banjir lagi perumahan kami ini," kata Junaedi.
Sejauh ini, sudah ada tiga tenda bantuan dari dinas sosial setempat dibangun. Satunya tidak ada dapur umum sehingga membuat warga mengeluh karena minimnya bantuan.
"Cuma yang saya pertanggungjawabkan dua yang ada dapur umumnya. Untuk satunya sudah konsultasi dengan lurah, kami sangat peduli dengan masyarakat," ungkap Junaedi menambahkan.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement