Liputan6.com, Cilacap - Nusakambangan dikenal dengan dua hal, penjara tak tertembus, dan pulau kematian. Penjara di Nusakambangan sangat ketat, dikelilingi belantara liar dan selat Nusakambangan berarus deras.
Di Pulau Nusakambangan terdapat enam lapas tertutup dan satu lapas terbuka. Enam lapas itu, sama-sama ketat dengan penjagaan berlapis.
Apalagi, setelah dua Lapas di Pulau Nusakambangan diproyeksikan sebagai lapas untuk napi berisiko tinggi. Dua lapas itu adalah Lapas Pasirputih dan Lapas Batu.
Advertisement
Baca Juga
Dua lapas ini memiliki blok khusus dengan sel perorangan atau satu orang satu sel. Pengamanan juga dilakukan secara khusus, dengan petugas-petugas terpilih dilengkapi infrastruktur canggih.
Lapas Batu diproyeksikan sebagai tempat untuk membui napi berkategori bandar narkoba. Adapun Lapas Pasir Putih, digunakan untuk membina napi terorisme risiko tinggi yang tak mempan program deradikalisasi.
Di lapas Batu, napi bandar narkoba bakal dimasukkan ke dalam sel perorangan. Interaksinya dibatasi. Selama 24 jam, mereka dijaga oleh petugas melalui pemantauan CCTV dan perangkat lainnya.
Penempatan satu orang satu sel dilakukan agar napi bandar narkoba tak bisa lagi mengedarkan narkoba, atau bahkan mengendalikan bisnis narkoba dari dalam penjara. Sinyal seluler juga diacak, untuk memastikan tak ada komunikasi antara napi dengan pihak luar.
Pun dengan Lapas Pasir Putih, Nusakambangan yang digunakan untuk membui napi terorisme berisiko tinggi. Mereka dikhawatirkan menyebarkan paham radikal kepada napi lainnya. Di tempat ini, mereka pun ditempatkan satu orang di satu sel.
Saksikan video pilihan berikut ini:
20 Napi Bengal
Begitu ketatnya Nusakambangan bahkan jadi momok untuk napi di luar. Nusakambangan sekaligus dianggap sebagai obat mujarab untuk napi-napi yang kerap bikin ulah dan menganggu keamanan lapasnya.
Senin hingga Selasa dinihari, 26-27 November 2018, sebanyak 20 narapidana atau napi teroris dan narkoba dari sejumlah lapas di Provinsi Jawa Timur dipindah ke Lapas Nusakambangan.
Koordinator Kelapa Lapas Nusakambangan, Hendra Eka Putra mengatakan ke-20 napi tersebut, lima di antaranya adalah napi terorisme. Adapun 15 lainnya adalah napi narkoba. Mereka berasal dari sejumlah lapas, di antaranya Madiun, Tulungagung, dan Blitar.
Mereka dipindah lantaran di lapas asalnya kerap bermasalah. Lima napi teroris yang dipindah itu pun masih berideologi radikal dan ada kemungkinan menyebarkan paham kepada napi lainnya.
"Sudah masuk ke Nusakambangan, ya sudah sejak kemarin sampai tadi malam," katanya, Selasa sore, 27 November 2018.
Hendra mengungkapkan, sesampai di Nusakambangan, para napi langsung didistribusikan ke lapas yang hendak ditempati. 15 napi nakoba masuk ke Lapas Narkotika.
Adapun lima napi terorisme, masuk ke Lapas Batu. Selanjutnya, para napi akan menjalani orientasi serta assesment untuk penempatan permanen.
"Kalau dia bikin ulah pasti dipindah ke Nusakambangan. Makanya jangan bikin ulah kalau kayak gitu," ucapnya.
Advertisement