Liputan6.com, Aceh Barat - Seni sejatinya bisa menjadi sarana kritik konstruktif, dan bisa menjadi corong yang mendukung berbagai program pemerintah.
Selain itu, para seniman, bisa saja menjadi kolabolator pemerintah dalam pembangunan. Ide menggaet seniman untuk bekerjasama ini menjadi terobosan pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Belakangan, pemerintah setempat mengumpulkan puluhan seniman di kabupaten itu dalam sebuah kegiatan 'Pembinaan Seniman Muda'. Kegiatan yang sejatinya sudah terlaksana sejak Agustus lalu ini bertujuan untuk mengumpulkan seluruh seniman, khususnya seni mural dari kabupaten itu.
Advertisement
Baca Juga
Selain mendorong kiprah para seniman untuk terus berkarya, pemerintah melalui dinas pendidikan dan kebudayaan setempat mendukung para seniman dengan berbagai keperluan yang dibutuhkan mereka.
Tenaga Ahli (TA) Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya, Affan Ramli, mengatakan, 'Pembinaan Seniman Muda' bukan semata kegiatan 'kosong polong'.
Namun, pemerintah Abdya, yang belakangan gencar menyuarakan 'land reform', melawan sejumlah perusahaan perkebunan sawit agar angkat kaki dari kabupaten itu, ingin menempatkan para seniman sebagai kolabolator pemerintah.
"Pemerintah menggandeng para untuk mengampanyekan program progresif. Komitmen memberi ruang para seniman, untuk berkreasi," ujar Affan, kepada Liputan6.com, Minggu, 2 Desember 2018, malam.
Lintas Batas, Lintas Usia
Para seniman yang diajak bergabung terdiri dari umum dan anak-anak sekolah menengah pertama. Kemampuan mereka kembali diasah dengan diundangnya sejumlah pelatih lukis.
Pemerintah juga mendukung para seniman dengan menyediakan alat yang dibutuhkan oleh para seniman. Seperti kanvas, cat, dan sarana tempat mereka mencurahkan karyanya.
"Kita menyediakan alat atau semua perlengkapan kepada para seniman. Ada juga pelatih. Teori dan langsung praktik. Ada seni mural, dan melukis di triplek juga. Ada umum dan anak SMP," sebut Affan.
Minggu, 2 Desember 2018, kegiatan 'Pembinaan Seniman Muda' digelar di Kafe Nongkrong Leuser, dan dua hari yang lalu, tepatnya, Kamis, 29 November 2018, digelar SMP 1 Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya. Kegiatan ini masih akan terus berlanjut, hingga mentok pada gelaran pameran lukis yang dilaksanakan tahun depan.
Seni dan Perubahan Sosial
Menurut Affan Ramli, karya para seniman bisa menjadi wadah kampanye atau sarana kritik konstruktif.
Lebih jauh, kata Affan, seni tidak melulu soal estetika, bisa menjadi megafon, corong aspirasi, menjadi penyambung lidah rakyat, yang mendorong perubahan sosial.
Kampanye melalui seni, kata Affan, lebih mudah dikomsumsi masyarakat, karena seni bersifat universal dan lintas batas. Ia tidak terbatas usia, kasta, dan segenap klasifikasi lainnya.
"Kita berharap para seniman dapat lebih efektif, merekam suara masyarakat petani, nelayan, orang-orang di desa dan lain sebagainya," asa pria yang juga sosiolog tersebut.
Â
Simak video pilihan berikut ini: