Sukses

Berpiranti Robotik, Berapa Harga Traktor 'Setan' dari Kebumen?

Komponen untuk traktor remote control atau traktor setan karya warga Kebumen, mulai dari merombak remote drone, micro controller dan beberapa suku cadang robotik

Liputan6.com, Kebumen - Beberapa waktu terakhir ini, nama Kebumen memang tengah moncer. Usai peluncuran Callind, aplikasi pesan karya gadis Kebumen, kini nama Kebumen kembali santer dibicarakan usai munculnya “traktor setan” traktor berpengendali remote control.

Traktor ini memang benar-benar canggih. Pengemudi traktor yang biasanya selalu berada di belakang setang kemudi, kini cukup berdiri di pinggir sawah, atau jika panas, sembari berlindung di gubuk.

Cerita penciptaan traktor remote control ini pun tak sependek cerpen, atau semudah melipat daun pisang. Traktor canggih ini adalah penggabungan teknologi dan kegelisahan petani.

Wakhid Hasim, sang kreator traktor setan kebetulan adalah pehobi aeromodeling yang juga berbasis elektronik. Ia begitu hafal dengan sistem kontrol nirkabel.

Pengerjaan alat kontrol yang biasanya hanya untuk model atau sebatas hobi, dituntut dipasang di sebuah alat yang sebenarnya. Makanya, Wakhid butuh penyesuaian yang cukup rumit.

Ia menggabungkan beberapa komponen untuk traktor remote control, mulai dari merombak remote drone, micro controller dan beberapa suku cadang robotik. Kabel seling kemudi pun dimodifikasi dengan penambahan besi agar remote control berfungsi.

Untuk menggerakaan kemudi, tentu dibutuhkan aliran listrik. Karenanya, ia melengkapi traktor ini dengan aki.

Ia pun memikirkan bagaimana caranya agar tak perlu bolak-balik mengisi aki. Caranya, aki dialiri listrik dari generator pengisian traktor.

Tenaga gerak kemudi diletakkan di atas traktor. Ia memanfaatkan boks bekas peluru TNI sehingga rapi dan kuat.

“Remote control untuk traktor masih menggunakan baterai tapi sudah diomodifikasi sehingga bisa tahan seminggu,” katanya, Senin, 3 Novmeber 2018.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Kelemahan dan Kelebihan Traktor Setan

Proses lebih rumit juga ada pada modifikasi sistem kontrol kemudi. Wakhid menggunakan kabel rem sepeda motor sebagai penghubung kemudi traktor.

Kabel ini lantas dihubungkan ke kontrol mekanik robotik yang telah dipasang di atas traktor. Kabel rem itu berfungsi untuk kontrol belok dan gas.

Salah satu masalah yang kerap muncul adalah, traktor kerap ‘nyungsep’ atau ‘nungging’ lantaran beban mesin diesel di depan. Sebab, setang traktor yang biasanya diimbangi dengan beban pengemudi praktis kosong dan enteng.

“Penyeimbangnya menggunakan ban mobil bekas, sebagai pemberat bagian belakang,” jelasnya.

Sejak dioperasikan pertengahan November lalu, traktor setan ini telah membajak tujuh bau atau sekitar 5 hektare sawah. Namun, Wakhid mengakui traktor remote control ini masih jauh dari sempurna.

Kelemahan itu nampak saat traktor digunakan untuk wungkal atau membalik tanah. Masih dibutuhkan bantuan tenaga manusia agar hasil pengerjaannya bagus. Selain itu, traktor juga relatif lebih sulit dikontrol saat wungkal.

Sebaliknya, saat menggaru (meratakan dan menghaluskan lumpur) dan menggelebek (menghancurkan jerami dan lumpur) traktor remote ini sangat efektif.

Menimbang kelemahan ini, Wakhid pun sementara ini tak menerima pesanan traktor dari kalangan umum. Sementara ini, yang dilayani adalah kalangan terbatas, atau sesama pehobi teknologi robotik.

“Baru teman-teman saya yang pesan. Baru melayani tiga pemesan Pak. Belum berani menerima pesanan banyak-banyak,” ucap dia.

Dia belum berani memasarkan traktor remote control ini lantaran masih harus menguji coba daya tahan pengendali jarak jauh remotenya ini. Sebab, traktor ini baru beroperasi kurang dari satu bulan.

3 dari 3 halaman

Versi Trial dan Upgrade Traktor Remot Control

Jangka waktu satu bulan ini menurut dia masih terlalu pendek untuk mengetahui kelemahan dan daya tahan pengendali serta suku cadang pengendali di traktor tersebut.

“Kalau teman kan komunikasinya enak. Juga sekalian uji coba, biar ada evaluasi,” ujarnya.

Meski begitu, dia mengklaim untuk uji coba manuver dan kerja di sawah, traktor ini sudah cukup bagus. Artinya, menurut dia traktor ini layak dikomersilkan.

“Untuk uji coba manuver dan uji coba kerja ya sudah cukup bagus. Kita tinggal uji coba ketahanannya dulu. Ini kan baru bikin baru beberapa minggu, belum satu bulan. Jadi kita uji coba ketahanannya dulu,” jelasnya.

Soal biaya pembuatan, Wakhid mengaku menghabiskan biaya antara Rp 3 juta – Rp 3,5 juta per unit untuk versi trial. Adapun versi up grade, mencapai Rp 4 juta. Namun, ia tak merekomendasikan versi trial, sebab masih banyak kelemahan.

Satu unit pengendali remot untuk versi traktor dijual seharga Rp 4 juta – Rp 4,5 juta. Pemesan tinggal menyediakan traktor yang hendak dipasangi peralatan ini.

“Kalau versi trial saya tidak merekomendasikan ya, itu ya sekitar Rp 3,5 juta. Kalau yang versi upgrade, yang lebih kuat, sekitar Rp 4 juta – Rp 4,5 juta per unit, yang kuat itu Pak,” dia menambahkan.