Liputan6.com, Timika - Sejumlah warga Timika, Papua, mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat ke berbagai kota tujuan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.
Enos Zadrak, warga Jalan Budi Utomo Timika, mengatakan harga tiket penerbangan Timika-Makassar kini terjual hampir mendekati Rp 4 juta, sementara tiket penerbangan Timika-Jakarta sudah hampir mencapai Rp 5 juta.
Advertisement
Baca Juga
"Setiap memasuki musim liburan, kami warga Timika selalu kesulitan memperoleh tiket dengan harga wajar. Tiket penerbangan selalu dijual dengan harga sangat mahal, jauh melampaui tarif normal pada hari-hari biasa," kata Enos, Senin (10/12/2018), dilansir Antara.
Warga lainnya, Suraya, meminta pemerintah perlu menekan para operator penerbangan agar tidak seenaknya menaikkan harga tiket pesawat di luar batas kewajaran semata-mata demi tujuan mencari keuntungan.
"Masak harga tiket Timika-Jakarta lebih mahal daripada harga tiket Jakarta-Jeddah atau Jakarta-Hongkong. Apakah pemerintah tidak bisa mengatur operator-operator penerbangan itu. Kasihan masyarakat terpaksa harus beli tiket yang mahal itu karena tidak ada pilihan lain," kata Suraya.
Kenaikan harga tiket pesawat, katanya, juga berlaku untuk rute jarak pendek seperti Timika-Jayapura. Maskapai Garuda Indonesia kini menjual tiket penerbangan Timika-Jayapura dengan tarif Rp 1.350.000, sementara maskapai Sriwijaya Air menjual tiket penerbangan Timika-Jayapura dengan tarif lebih rendah antara Rp 800 ribu hingga Rp 900 ribu.
Â
Penambahan Frekuensi Penerbangan
Warga Timika lainnya, Adri, mengatakan kehadiran maskapai penerbangan milik pemerintah seperti Garuda Indonesia seharusnya juga membawa misi menstabilkan harga tiket penerbangan, bukan malah membuat harga tiket penerbangan semakin sulit dijangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Yan Selamat Purba, mengakui kebutuhan tiket penerbangan untuk liburan Natal dan Tahun Baru ke berbagai rute tujuan selalu meningkat dibanding hari-hari biasa.
"Permintaan tiket sekarang ini sangat tinggi, tapi yang diangkut sedikit. Otomatis harga tiket pasti mahal karena berlaku hukum ekonomi yaitu permintaan dan penawaran. Terus terang, kami di daerah sulit mengatur masalah ini sehingga diharapkan Kementerian Perhubungan bisa mengatur para operator penerbangan," kata Purba.
Dengan hanya mengandalkan dua maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air, katanya, sudah seharusnya kedua maskapai penerbangan yang singgah di Bandara Mozes Kilangin Timika itu perlu menambah frekuensi penerbangan ke Timika menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Yang perlu ditambah sebenarnya, yaitu frekuensi penerbangan, bukan penambahan seat (kursi pesawat). Kalau penambahan seat paling hanya beberapa saja, misalnya dari kapasitas 160 orang menjadi 181 orang, itu tidak terasa efeknya. Berapa pun kapasitas kursi yang tersedia, pasti diborong habis oleh konsumen," jelasnya.
Sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air terkait mahalnya harga tiket penerbangan keluar dari Timika menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement