Liputan6.com, Pandeglang - Ngeri bercampur takjub dirasakan Asisten Deputi (Asdep) Peningkatan Kreativitas Pemuda pada Kemenpora Djunaedi saat melihat aksi debus khas Banten.
Terlebih, saat pemain debus mulai menggorok lidah dan lehernya. Bahkan ada yang sampai tak sadarkan diri.
Advertisement
Baca Juga
"Ada penampilan seni budaya lokal, ada tarian, kuliner. Saya ngeri juga tadi liat debus," kata Djunaedi, saat ditemui di Kantor Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (15/12/2018).
Kedatangan Kemenpora di kecamatan yang ada di atas Gunung Pulosari setinggi 1.346 meter tersebut sebagai bentuk dukungan dari Kementerian Desa (Kemendes) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuk mengentaskan desa tertinggal yang ada di Indonesia.
Acara yang menampilkan pawai kebhinekaan hingga kuliner lokal Kabupaten Pandeglang itu baru pertama kali digelar di Indonesia.Â
"Jadi setiap kementerian berpartisipasi. Deputinya pembedayaan pemuda. Jadi kita ambil pemuda kreatif," jelas Djunaedi di Banten.
Potensi Lain yang Dimiliki Banten
Selain seni budayanya, Djunaedi juga melihat ada potensi lain yang bisa dikembangkan dari kuliner khas Banten.
Di Kecamatan Jiput ini salah satunya, lokasinya yang berdekatan dengan Pantai Carita dan Anyer, bisa dikembangkan usaha kreatif melalui oleh-oleh makanan khas Banten, seperti emping.
Ada pun suvenirnya seperti tas rajutan dari dedaunan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak berharap, Kemenpora bisa terus mensuport kreativitas anak muda yang ada di pelosok negeri, bukan hanya di Banten.
"Supaya pemuda semakin kreatif, hiburannya juga Roompoet Hijau, band pemuda asli Pandeglang. Meningkatkan kebudayaan dan kelestariannya, sekaligus festival hiburan bagi masyarakat," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Pandeglang, Cecep Djuanda.
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Advertisement