Liputan6.com, Kalimantan - Warga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat mendukung penutupan jalan tikus atau jalan tidak resmi di daerah tersebut.
"Penutupan jalan tikus di perbatasan kami rasa itu sudah langkah tepat, selama ini jalan tikus selalu digunakan untuk kegiatan ilegal yang sering mengatasamakan masyarakat, padahal itu hanya dilakukan oknum tertentu," kata tokoh masyarakat perbatasan, Kecamatan Badau, Heny Sudayat, Minggu, 16 Desember 2018 malam.
Dikatakan Sudayat, keberadaan jalan tikus selama ini sering dimanfaatkan oknum masyarakat untuk melakukan tindakan ilegal baik itu dari Indonesia menuju Malaysia dan sebaliknya dari Malaysia ke Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, sudah beberapa kali petugas di perbatasan menangkap pelaku penyelundupan. Salah satu contoh penangkapan rotan, miras dan yang baru-baru ini penangkapan penyelundupan batu diduga jenis Antimoni.
"Alhamdulillah sudah ada jalan tikus yang ditutup, itu artinya memudahkan pengawasan dari petugas di perbatasan," ucap Sudayat dilansir Antara.
Sementara itu, Kepala Bea Cukai Badau, Putu Alit mengatakan, penutupan jalan tikus di perbatasan merupakan wujud komitmen petugas di perbatasan untuk memberantas aktivitas ilegal khususnya penyeludupan di jalan tikus.
Dia mengharapkan masyarakat memahami langkah yang dilakukan tersebut hanya semata-mata untuk kebaikan bersama.
"Penutupan jalan tikus upaya dalam menanggulangi pemasukan atau pengeluaran barang-barang secara ilegal di perbatasan," kata Alit.
Alit menyampaikan sinergitas pemerintah daerah, aparat penegak hukum, tokoh masyarakat dan tokoh adat sudah sangat baik.
"Semoga sinergitas itu selalu terjalin dengan baik, sehingga persoalan perbatasan bisa teratasi bersama," kata Alit.
Penutupan jalan tikus di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Badau dilakukan menggunakan alat berat dengan cara digali dan dikerok serta disaksikan oleh pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat.
Saksikan video pilihan berikut ini: