Liputan6.com, Jakarta Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp-Mabar) menolak kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo, yang dicetuskan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat.
Formapp-Mabar merupakan organisasi yang beranggotakan DPC ASITA Manggarai Barat, DPC HPI Manggarai Barat, Asosiasi Kapal Angkutan Wisata Manggarai Barat, PHRI Manggarai Barat, Persatuan Penyelam Professional Komodo (P3K), dan Koperasi taksi Bandara (Flores Today).
Ada 16 hal yang disampaikan Formapp-Mabar, yang intinya menolak kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo. Kenaikan tersebut dianggap bisa membatalkan kunjungan wisatawan. Baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pandangan Formapp-Mabar, dari kenaikan tiket di Taman Nasional Komodo, akan ada banyak pihak yang akan dirugikan, seperti kapal wisata lokal yang selama ini mengharapkan tamu backpacker atau wisatawan berbajet rendah, dengan kenaikan tersebut maka wisatawan tidak akan datang ke Labuan Bajo dan Komodo.
“Yang rugi adalah kapal wisata lokal karna tidak ada lagi wisatawan yang mengunakan jasa mereka," tulis Formappmabar dalam rilis resmi yang diterima Liputan6.com.
Bahkan, disebut jika agen travel lokal Labuan Bajo juga mengalami dampak buruk dari wacana itu.
“Wisatawan yang sudah dan sedang berencana melakukan tour, bahkan yang telah melakukan pemesanan tour package ke Komodo melalui travel agent telah membatalkan bookingan turnya. Dengan alasan rencana kenaikan tarif masuk taman nasional yang sangat mahal," tulis pernyataan lainnya.
Â
Â
Mengkaji Ulang
Formapp-Mabar pun meminta Pemprov NTT dalam hal ini Gubernur Viktor Laiskodat untuk mengkaji ulang wacana itu. Dan membuat suasana kembali kondusif. Dengan cara, tetap mengajak wisatawan datang ke TN Komodo karena belum ada keputusan resmi dari pemerintah pusat terkait kenaikan harga masuk tiket taman nasionalnya.
Penolakan ternyata bukan hanya disampaikan industri pariwisata Labuan Bajo. Bahkan, warga di sana pun ikut menentang rencana tersebut.
"Sekarang, pariwisata sudah menjadi mata pencarian utama warga Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Ada yang menyewakan kapal, menjadi tour guide, pengrajin suvenir, ranger di taman nasional dan menyewakan homestay. Kalau tidak ada wisatawan yang datang, ya matilah pariwisata dan mata pencaharian kita," papar warga yang minta namanya disebutkan.
Sebelumnya, Pemprov NTT berencana menaikan harga tiket masuk ke Pulau Komodo di Labuan Bajo, NTT. Harga tiketnya yakni USD 500 untuk turis mancanegara dan USD 100 untuk wisatawan domestik.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement