Sukses

Wujud Toleransi, Keluarga Almarhum dan Warga Sepakat Tanpa Nisan Salib

Perlu pikiran jernih, karena kasus pemotongan nisan salib di Kotagede faktanya tidak seheboh informasi yang beredar di media sosial.

Kotagede - Kasus pemotongan nisan salib di Kotagede Yogyakarta mendadak viral di media sosial. Padahal faktanya tidak seheboh yang informasi yang beredar di media sosial.

Nur Hudin, salah satu tokoh masyarakat setempat mengatakan, keluarga Slamet sebenarnya juga sudah ikhlas dan tidak mempermasalahkan hal ini.

"Ini jadi viral karena ada orang luar yang memviralkan. Keluarga itu sudah ikhlas. Kasihan mereka masih berduka,” kata Slamet seperti dikutip laman Solopos.

Bedjo, tokoh masyarakat lainnya mengatakan, istri Slamet atas nama Maria Sutris Winarni juga sudah sepakat makam suaminya tak menyandang simbol agama.

"Warga bahkan ikut membantu proses pemakaman. Hanya saja memang tidak diperbolehkan untuk menggunakan simbol agama," katanya.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Soleh Rahmad Hidayat mengatakan pemakaman yang menjadi lokasi pusara Slamet merupakan kuburan muslim dan sudah disepakati warga dan pengurus kampung, selain juga ada aturan tak tertulis bahwa di pemakaman tersebut tidak boleh ada simbol agama.

Jika aturan itu dilanggar, kata Soleh, dikhawatirkan akan menimbulkan konflik di masyarakat.

"Ke depan, TPU tersebut akan dijadikan TPU muslim sebagai bagian dari kesepakatan warga," ujar Soleh.

Menanggapi hal itu, Kapolsek Kotagede Kompol Abdul Rochman mengatakan jika pemotongan salib tersebut sudah disepakati antara warga dengan keluarga. Mereka sepakat tidak ada simbol agama di pemakaman itu.

"Karena pihak keluarga setuju akhirnya [salib] dipotong. Kalau tidak setuju, mungkin tidak dipotong. Tapi di luar muncul isu-isu yang lain-lain," jelas Rochman saat berada di di Pesantren Nurul Umahat, Kotagede.

Rochman menjelaskan, berdasarkan kesepakatan secara resmi antara warga dengan keluarga, pada Selasa (18/12/2019), masalah dianggap sudah selesai. Tidak ada persoalan lagi.

Dia berharap agar media bisa membantu menginformasikan hal tersebut agar tidak menjadi viral.

"Tidak seheboh yang ada di media sosial. Sekarang sudah kondusif," katanya.

Baca juga berita Solopos.com lainnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: 

Video Terkini