Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X angkat bicara soal pemotongan nisan salib di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kotagede Yogyakarta. Kasus itu mencuat setelah viral di media sosial, Selasa, 18 Desember 2018.
Sultan menegaskan ,kronologi kasus pemotongan nisan salib tidak seperti yang beredar di media sosial dan tidak ada demonstrasi dari warga.
"Masalah ini sudah diselesaikan oleh Wali Kota," ujarnya di UGM, Rabu (19/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Sultan, mayoritas masyarakat yang berada di wilayah itu beragama muslim. Ketika ada tetangganya yang berbeda agama meninggal, maka diputuskan untuk dimakamkan di daerah itu, ketimbang di tempat lain.
Kasus ini menjadi viral karena apa yang ditampilkan di media sosial tidak sesuai dengan kejadian asli. Anggapan Yogyakarta intoleran juga ditepis Sultan.
"Konsekuensi dianggap intoleransi karena diviralkan, padahal tidak ada masalah," tuturnya.
Peristiwa itu bermula ketika nisan salib di makam Albertus Slamet Sugihardi (60) warga RT 53 RW 13, Purbayan Kotagede, dipotong menggunakan gergaji oleh warga. Kearifan lokal menjadi alasan warga melakukan itu.
Â
Â