Sukses

Rambu-Rambu Rawan Tsunami di Pantai Selatan Malang Rusak

Stasiun Klimatologi Karangploso Malang memperkirakan cuaca di Malang Raya sepanjang 25 – 31 Desember akan sering hujan. Curah hujan mulai ringan sampai lebat dengan kecepatan angin 5 – 35 kilometer per jam.

Liputan6.com, Malang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyesalkan rusaknya rambu-rambu kebencanaan di kawasan pantai selatan Malang. Rambu bertuliskan ‘Daerah Tsunami’ dirusak orang tak dikenal.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Bagyo Setyono mengatakan, rambu rawan bencana yang rusak itu ada di tiga titik kawasan Kondang Merak, pantai Selatan Malang.

"Tulisan daerah tsunami di rambu yang kami pasang diubah jadi daerah ana umi. Itu sudah keterlaluan. Hari gini kok ya berbuat seperti itu," kata Bagyo di Malang, Senin, 24 Desember 2018.

Rambu daerah tsunami itu dipasang di banyak titik di kawasan pantai selatan Malang saat libur lebaran idul fitri lalu. Rusaknya rambu akibat ada yang dengan sengaja mengelupas itu sudah disampaikan ke Pemkab Malang.

"Sementara ini kami belum bisa berbuat banyak. Itu rambu penting, harapan kami jangan lagi ada yang berbuat seperti itu," ujar Bagyo.

Kawasan pantai selatan Malang banyak yang menjadi obyek wisata. Sedikitnya ada lebih dari 50 pantai yang jadi obyek wisata. Misalnya, Pantai Balekambang, Pantai Kondang Merak, Pantai Sipelot, Pantai Sendangbiru, Pantai Tiga Warna dan lain sebagainya.

Stasiun Klimatologi Karangploso Malang memperkirakan cuaca di Malang Raya sepanjang 25 – 31 Desember akan sering hujan. Curah hujan mulai ringan sampai lebat dengan kecepatan angin 5 – 35 kilometer per jam.

Secara geografis, Malang yang berada di kawasan pegunungan dan laut rawan mengalami bencana longsor, banjir, tanah bergerak sampai tsunami di pesisir selatan. Meski demikian, BPBD Kabupaten Malang sudah siap mengantisipasi potensi bencana itu.

Untuk alat berat tiap hari siaga di tiga titik yakni Pujon, Dampit dan Sumbermanjing Wetan. Early warning system (EWS) atau alat deteksi dini ada empat unit milik BMKG dan perguruan tinggi negeri. Dipasang di kawasan rawan longsor hingga di pantai selatan Malang.

"Kami memang terbatas untuk personel, tapi ada relawan di tiap kawasan dan bisa saling mengawasi. Kalau ada sesuatu segera lapor, jangan sampai komunikasi terputus," ujar Bagyo.

Saksikan video pilihan berikut ini: