Sukses

Banser dan Kokam Kompak Jaga Gereja Saat Natal di Pemalang

Keterlibatan dua ormas, Banser dan Kokam, menunjukkan bahwa masyarakat Pemalang menjunjung tinggi toleransi.

Liputan6.com, Pemalang - Indonesia dikenal sebagai negeri dengan tingkat toleransi antarumat beragama yang tinggi. Jejak toleransi itu berakar jauh dari zaman dahulu kala.

Penyebaran agama-agama di Indonesia, sejak dahulu kala tak dilakukan dengan kekerasan. Bahkan, para pendakwah, mengakomodasi kebiasaan dan kebudayaan lokal.

Tak aneh, jika kemudian muncul sinkretisme, alias perpaduan antara ajaran agama dengan kepercayaan lokal. Ada pula, kearifan lokal yang turut berpadu dengan agama untuk menelurkan kebajikan demi kebajikan.

Pada zaman modern, saat kepercayaan lokal tak lagi kental, toleransi dibangun dengan simbol-simbol. Di Pemalang, Jawa Tengah, misalnya, ormas keagamaan Islam, turut mengamankan gereja dalam rangkaian perayaan Natal tahun 2018 ini.

Sebagaimana wilayah lain, umat Kristiani di Kecamatan Randudongkal melaksanakan misa dan kebaktian Natal. Misa dan kebaktian Natal itu digelar di tiga gereja, yakni Gereja St Yoseph, GPDI, dan Gereja GPPS.

Untuk mengantisipasi gangguan keamanan, polisi menjaga ketat ketiga gereja ini. Yang mengagumkan, dua ormas besar Islam, yakni Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) turut mengamankan gereja ini.

Bersama Polri, TNI, dan unsur pengamanan lain, anggota Kokam dan Banser bahu-membahu mengamankan gereja untuk Natal yang damai dan nyaman. Keterlibatan dua ormas ini menunjukkan bahwa masyarakat Pemalang menjunjung tinggi toleransi.

"Kami melaksanakan pengawasan melekat kepada anggota yang melaksanakan pengamanan di pintu masuk dan lingkungan gereja, kami juga dibantu oleh anggota TNI dan ormas keagamaan dalam hal ini Banser dari NU dan Kokam dari Muhammadiyah," ucap Kapolsek Randudongkal, AKP Heryadi Noor, Selasa, 25 Desember 2018.

2 dari 2 halaman

Kunjungan Forkopimda Pemalang ke Gereja-Gereja

Dia pun menjelaskan, pada pengamanan Natal 2018 ini, polisi menggandeng berbagai ormas keagamaan untuk menunjukkan bahwa Pemalang adalah wilayah yang toleran.

"Polsek Randudongkal menggandeng ormas keagamaan untuk menunjukkan bahwa di Randudongkal kerukunan antarumat beragama terjalin dengan baik," dia menegaskan.

Sebelum rangkaian ibadah Natal dimulai, personel Polsek Randudongkal juga telah mensterilkan gereja. Lantas, pada hari H Natal, bersama dengan pengurus gereja, polisi memeriksa barang bawaan jemaat sebelum masuk ke gereja.

Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengantisipasi menyusupnya benda-benda terlarang yang berpotensi membahayakan prosesi ibadah Natal. Pemeriksaan ini pun bersifat humanis dan fleksibel sesuai kondisi lapangan.

Polisi melibatkan pengurus gereja lantaran mereka lah yang lebih paham satu per satu jemaatnya.

Kapolres Pemalang AKBP Nona Pricillia Ohei dan rombongan Forkopimda Pemalang berkunjung ke sejumlah gereja untuk memonitor pelaksanaan ibadah Natal di beberapa gereja. Selain itu, Kapolres Pemalang juga mengecek Pos Pengamanan di wilayah Kabupaten Pemalang.

"Polres Pemalang menambah jumlah personel baik di Pos Pengamanan maupun Pos Pelayanan dalam pengamanan malam Natal untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas selama ibadah berlangsung," Kapolres menjelaskan.

Dia berahap, perayaan Natal 2018 ini bakal semakin mengukuhkan toleransi antarumat beragama.

"Mari kita jaga toleransi antar umat beragama demi terwujudnya kamtibmas sebagai modal dasar penyelenggaraan Pemilu tahun 2019 yang aman, damai, dan sejuk," ucap Nona, dalam keterangan tertulisnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: