Sukses

Layanan Humanis Bawa Hotel di Yogyakarta Ini Raih Penghargaan Dunia

Intip strategi hotel mengedepankan pelayanan humanis untuk para tamu

Liputan6.com, Yogyakarta Grand Aston Yogyakarta membuktikan integritas pelayanannya dengan meraih penghargaan World Luxury Hotel Awards 2018. Ia menjadi satu-satunya hotel dari Indonesia yang berhasil bersanding dengan 49 hotel berbintang dari berbagai penjuru dunia sebagai World Luxury Business Hotel.

World Luxury Hotel Award berdiri sejak 2006 dan diakui sebagai organisasi global yang menjadi tolok ukur dalam pemberian penghargaan bergengsi kelas dunia dan eksklusif dalam industri perhotelan atas fasilitas dan pelayanannya. Perhelatan ini diikuti oleh lebih dari 1.000 hotel terbaik dan melibatkan lebih dari 300.000 pemilih di seluruh dunia.

Sebagai World Luxury Business Hotel, Grand Aston Yogyakarta memang kerap dijadikan tempat para tamu yang memiliki kepentingan berbisnis. Tidak hanya dari dalam negeri, melainkan juga tamu mancanegara yang memiliki urusan bisnis di Yogyakarta. Perbandingan tamu domestik dan mancanegara sekitar 60:40.

"Tahun 2018 jadi tahun yang luar biasa bagi kami, banyak awards yang diterima menjadi bentuk pengakuan dari tamu dan penghargaan World Luxury Business Hotel ini menjadi semacam piala Oscar di dunia perhotelan," ujar Imant Setiawan, General Manager Grand Aston Yogyakarta dalam jumpa pers di hotelnya, Kamis (27/12/2018).

Ia menuturkan semua hotel memiliki lantai dan bangunan yang nyaris serupa, misal lantai marmer menunjukkan kemewahan dan eksklusivitas. Produk hotel juga tidak banyak, seperti kamar dan Food and Beverage.

Namun, menurut Imant yang membedakan hotel satu dengan lainnya adalah pelayanan yang diterima dan sampai ke para tamu. Hotel yang memiliki 141 kamar ini mengedepankan sikap humanis dalam melayani para tamu.

"Kepuasan tamu hotel yang utama, di atas tingkat kunjungan hotel," tuturnya.

Ia berpendapat, kunjungan tamu akan secara otomatis mengikuti jika tamu merasa puas dengan pelayanan yang diberikan hotel.

 

2 dari 2 halaman

Memperbaiki Kealpaan

Soal kepuasan tamu, ia bercerita pengalaman melayani tamu. Sekitar dua sampai tiga tahun lalu, ada tamu yang menginap selama dua malam. Tamu itu mengeluh karena pihak hotel melupakan sesuatu.

Seharusnya, hotel menyampaikan surat selamat datang dari direktur tempat sang tamu bekerja. Akan tetapi, pihak hotel lupa. Setelahnya pun tamu tidak lagi mempersoalkan itu.

Grand Aston Yogyakarta tidak tinggal diam, Imant menyuruh karyawannya untuk menyiapkan 95 butir kelapa muda yang dibeli langsung dari penjual di tepi jalan.

"Saya minta pegawai untuk membeli dengan membawa mobil pikap, menyusuri satu persatu penjual es kelapa muda di tepi jalan," kata Imant.

Tidak hanya itu, ia juga menyiapkan penari tradisional. Ternyata kelapa muda dan penari tradisional diberikan sebagai compliment untuk tamu itu sebagai konsekuensi dari kealpaan hotel.

Setelah kejadian itu, tamu merasa senang dan hotel juga sudah melupakan peristiwa tersebut. Tak disangka, satu tahun kemudian, tamu yang sama kembali ke hotel dan menyewa 60 kamar untuk dua malam.

"Pada saat kita percaya orang menjadi sumber utama dalam berstrategi makaKepuasan tamu dijaga, pola pikir visi itu sudah dimiliki oleh karyawan kami," kata Imant.