Liputan6.com, Banyumas - Sejatinya, tawon, sebagaimana saudara sejenisnya sesama penyengat, lebah adalah jenis serangga yang sangat membantu manusia. Di dunia pertanian misalnya, tawon dan lebah membantu penyerbukan.
Saat tawon dan lebah mencari nektar bunga, aktiftasnya membuat seruk sari berpindah ke putik. Pembuahan pun terjadi alami dengan bantuan serangga ini.
Ada pula, beberapa jenis tawon yang menjadi sahabat petani lantaran sifatnya sebagai predator atau musuh alami hama tanaman. Selama hidupnya, ia mengonsumsi serangga lain yang kebanyakan adalah hama tanaman.
Advertisement
Baca Juga
Tetapi, kondisi ideal itu hanya terjadi di habitat aslinya. Jika tawon berada bukan di habitat alaminya, ia justru menjadi teror bagi masyarakat. Contohnya, tawon Baluh atau tawon Engang.
Seringkali, tawon Engang ini bersarang di pepohonan dekat jalan, atau halaman, di mana masyarakat beraktifitas. Sementara, tawon Engang dikenal agresif.
Saat merasa terganggu, ia akan menyerang apa saja yang dianggapnya sebagai biang. Meski kadang, provoksi itu terjadi tak sengaja. Tiupan angin kencang misalnya.
Lebih berbahaya lagi, sarang tawon Engang bisa berisi ratusan tawon. Bayangkan, jika tawon-tawon itu menyerang secara bersamaan.
Ini seperti yang terjadi di RT 01/01 Desa Purwosari Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Tawon Engang menyerang seorang warga, Arif Joko Utomo.
Akibat sengatan tawon Engang itu, Arif mesti dilarikan ke rumah sakit. Pasalnya, dalam waktu sesaat, ia diserang oleh 17 tawon sekaligus.
Komandan Taruna Tanggap Bencana Banyumas, Heriana Ady Chandra mengatakan Arif Joko Utomo tersengat tawon jenis Engang, Minggu pagi, sekitar pukul 10.00 WIB.
Trik Operasi Tangkap Tawon (OTT) Aman Ala Tagana Banyumas
"Kemudian Joko dibawa ke RS. Wijayakusuma, sesaat dilakukan pemeriksaan oleh dokter, Joko tersengat 17 titik, 6 di kepala dan 11 di badan," katanya, Minggu malam, 6 Januari 2019.
Usai memperoleh laporan itu, Tagana berupaya untuk mengevakuasi sarang tawon yang sudah menyerang warga ini. Meski tak terlalu membahayakan jiwa, akan tetapi Engang bisa menyebabkan korban sengatan mengalami pusing, lemas dan demam.
Itu juga terbukti dengan korban sengata, Arif, yang diperbolehkan pulang usai dirawat beberapa jam di Rumah Sakit Wijayakusuma, Purwokerto.
Tim Tagana Banyumas memiliki trik khusus untuk mengevakuasi sarang tawon. Mereka tak membakar atau merusak sarang, yang justru bisa menyebabkan tawon mengamuk.
Caranya, tim menutup lubang sarang tawon dengan kapas yang terlebih dahulu dicelup ke minyak tanah atau bensin. Penutupan lubang ini pun mesti dilakukan secara senyap agar tawon tak terprovokasi.
Karenanya, waktu paling tepat adalah malam hari. "Tidak dilakukan dengan pembakaran, namun tawon dibuat pingsan dulu menggunakan minyak, sehingga mudah diunduh," dia mengungkapkan.
Akhirnya, sarang tawon Engang yang nyaris sebesar panci itu diberhasil dievakuasi. Setelah terbungkus dengan karung, sarang berisi ratusan tawon ini pun dibawa ke lokasi yang jauh dari jangkauan manusia.
Keahlian tim OTT (Operasi Tangkap Tawon) Tagana Banyumas sudah diakui kehandalannya. Masyarakat pun banyak yang meminta bantuan untuk mengevakuasi tawon yang membahayakan.
"Berikutnya di Rumah Bapak Khodriyah RT 04 RW 04 Desa Sidaboa Kecamatan Patikraja. Banyak aktivitas bermain anak-anak, sehingga perlu diamankan agar supaya tidak membahayakan," dia menambahkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement