Sukses

Geger di Balik Tembok Rutan Solo

Keributan terjadi di Rutan Kelas IA Solo yang melibatkan sekelompok massa dengan warga binaan lainnya

Liputan6.com, Solo Suasana mencekam terlihat di gerbang utama Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IA Solo. Sejumlah petugas polisi dengan senjata lengkap serta rompi anti peluru tampak berjaga ketat di pintu masuk tersebut. Selain itu, kendaraan truk pengangkut personil polisi dan kendaraan water canon tampak parkir di pinggir jalan depan rutan.

Sementara itu sekelompok massa dengan mengenakan helm dan penutup wajah terus mencoba merangsek untuk bisa mendekati pintu masuk rutan. Hanya saja, petugas polisi melarang dan meminta mereka untuk menjauhi pintu. Tak pelak, kericuhan pun sempat terjadi ketika sekelompok massa itu mencoba nekat untuk merangksek maju.

Usut punya usut, kedatangan puluhan orang itu sebagai bentuk solidaritas atas keributan yang terjadi di dalam Rutan Kelas IA Solo. Kabar santer yang beredar sejumlah rekan mereka yang sedang membesuk, terlibat cekcok dengan salah satu warga binaan. Tak pelak, aksi saling lempar batu terjadi di dalam rutan.

“Sebetulnya hanya salah paham saja,” kata Kepala Rutan Kelas IA Solo, M Ulin Nuha kepada wartawan di Solo, Kamis, 10 Januari 2019.

Dia menjelaskan sejumlah pengunjung masuk untuk membesuk rekannya yang menjadi warga binaan di dalam rutan. Saat di dalam rutan itu, ada warga binaan lainnya yang tidak terima ketika para pembesuk itu melihatnya. Tak pelak cekcok pun terjadi antara penghuni rutan dengan pengunjung.

“Terus kemudian salah satu warga binaan itu ditarik bajunya dan jatuh. Akhirnya penghuni yang lain spontanitas langsung membela. Keributan terjadi di Blok B dan Blok C ,” jelas dia.

Adanya keributan tersebut, kemudian pasukan polisi pun datang untuk melerai dan mendingingkan suasana di dalam rutan. Bahkan, sejumlah pembesuk pun dievakuasi keluar untuk menghindari terjadinya bentrokan kembali. “Alhamdulillah kondisi di dalam sudah kondusif,” akunya.

2 dari 3 halaman

Keributan Tak Hanya Sekali di Rutan Solo

Adanya aksi tersebut sekelompok massa pun berdatangan ke depan Rutan yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi, Gladag, Solo. Menurut Humas Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Endro Sudarsono, massa yang berdatangan ke rutan sebagai bentuk solidaritas karena sejumlah rekannya yang sedang membesuk terlibat bentrok dengan warga binaan di dalam.

“Sekitar 30 orang masuk dalam rangka membesuk. Tapi rekan yang dibesuk di dalam itu (Isan) menunjukkan kepada pembesuk bahwa dia (warga binaan lainnya) itu pelaku dulu yang mukulinya dulu. Dan terjadi keributan,” kata dia.

Keributan di dalam rutan, menurut Endro bukan kejadian yang pertama kali, keributan kali merupakan yang kesekian kalinya. Oleh sebab itu, ia berharap untuk pengamanan di rutan Solo lebih diperketat.

 “Kita sudah mendengar sekitar tiga sampai empat kali kejadian seperti ini terjadi di Rutan Solo,” ujarnya.

Untuk itu, ia pun berharap kedepan penjagaan keamanan di dalam rutan diperketat. Hal ini dilakukan supaya para warga binaan maupun pengunjung merasa nyaman saat berada di rutan. “Kita berharap  kenyamanan itu bisa dirasakan  di dalam rutan supaya tidak ada keributan lagi,” harapanya.

3 dari 3 halaman

12 Warga Binaan Dipindah

Pasca terjadi keributan di dalam Rutan Kelas IA Solo, sejumlah warga binaan pun terlihat keluar dari pintu gerbang secara bergelombang. Salah satu warga binaan terlihat keluar dari pintu gerbang  rutan dan langsung dibawa menggunakaan kendaraan barracuda. Setelah itu disusul sejumlah warga binaan lainnya yang dibagi dua kelompok dan selanjutnya meninggalkan Rutan Kelas IA Solo

“Dari pihak Polresta sudah memindahkan ke beberapa tempat. Totalnya ada 12 orang yang dipindah. Dipindah kemana, kita belum bisa sampaikan,” ujar Kepala Rutan Kelas IA Solo, M Ulin Nuha.

Untuk megantisipasi terjadinya keributan kembali, ia mengaku akan menambah jumlah personil di bagian kunjungan. Dengan penambahan itu diharapkan tidak terjadi kesalahpamanan kembali. “Untuk personil di bagian kunjungan akan kita tambah jumlahnya,” sebutnya.

Keributan di dalam rutan itu menyebabkan Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Ahmad Lutfi langsung turun tangan. Ia pun mengungkapkan kondisi sudah kondusif pasca bentrokan di dalam rutan. Selain itu, pengamanan juga sudah dipertebal sehingga situasi sudah bisa dikendalikan.

“Jadi pengamanan secara rutin dilakukan oleh petugas rutan dan koordinasi dengan polresta serta jajaran lainnya,” ujarnya.