Sukses

Transformasi Titi Wati, dari Bertubuh Ideal hingga Berbobot 3,5 Kuintal

Memasuki usia 20-an, Titi Wati atau yang akrab disapa Titin memiliki tubuh ideal. Pola makan yang salah jadi biang keladi berat badannya melesat cepat.

Liputan6.com, Palangka Raya - Memasuki usia 20-an, Titi Wati atau yang akrab disapa Titin merupakan perempuan bertubuh ideal. Itu bukan isapan jempol, Titi Wati pernah memamerkan fotonya di kala muda yang membuat banyak orang tercengang.

Namun, berat badannya mulai naik saat berusia 27 tahun. Perempuan asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah ini diketahui gemar memakan camilan, es, hingga gorengan. Ibu satu anak ini mengaku tak pernah absen memakan gorengan.

Menyadari tubuhnya makin melar, Titi Wati sempat menjalani program diet demi menurunkan berat badannya. Obat herbal pun menjadi pilihan. Saat itu, memasuki usia 30-an, berat badan Titi Wati sempat turun menjadi 167 kilogram.

Namun sayang, obat herbal tak mampu dibelinya lagi lantaran semakin mahal. Titi kembali pada pola makan yang salah. Berat badannya pun kembali naik dan tak terkontrol.  

Berat tubuhnya yang semakin membesar setiap hari, lama-kelamaan membuat Titi tak mampu lagi berjalan. Karena kakinya tak kuat menahan beban tubuhnya. Sehari-hari pekerjaan rumah dilakukan oleh putrinya Herlina.

"Setiap kali bangun tidur bagian kaki saya selalu sakit seperti keram, kemudian badan terasa sakit semua," ucap Titi.

Puncaknya, pada usia 37 berat badan Titi Wati menembus angka 350 kilogram atau 3,5 kuintal. Dirinya hanya bisa berbaring ditemani sang putri, Herlina.

Menurut informasi yang diterima Liputan6.com, pada tahun 2013, berat badan Titi Wati sekitar 110 kg. Dalam 6 tahun terakhir beratnya bertambah 240 kg sehingga mencapai 350 kg. Hal ini diperkirakan tiap tahun, Titi Wati mengalami kenaikan berat badan mencapai 40 kg.

Kini Titi Wati tengah menjalani operasi demi menurunkan berat badannya di RSUD Dorrys Sylvanus Palangka Raya.

Theodorus Sapta Atmaja, Wakil Direktur bidang Kemitraan dan Pendidikan mengatatakan, dari semua pemantauan secara medis yang mereka lakukan antara lain gula darah, koresterol dan lainnya, menunjukkan adanya perbaikan karena itu pasien siap untuk dioperasi.

"Namun sekali lagi semua tergantung tim dokter nanti yang memutuskan," jelasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: