Liputan6.com, Gorontalo - Rangkong atau sebagian orang menyebutnya kangkareng adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi. Selain paruhnya sangat bernilai tinggi, daging burung ini konon enak disantap.
Indonesia sendiri adalah negara dengan tingkat populasi rangkong gading (Rhinoplax vigil) terbesar di Asia. Populasi burung berukuran besar ini banyak ditemui di Pulau Sumatera dan Kalimantan dan sebagian ada di Sulawesi.
Advertisement
Baca Juga
Paruh burung rangkong ini sering diburu karena keindahannya yang cocok dijadikan hiasan. Selain itu, para pemburu sengaja mengambil paruh rangkong ini untuk dijual di luar negeri untuk dijadikan obat.
Namun, lain halnya di Gorontalo, paruh rangkong ini sengaja diambil untuk penangkal iblis atau siluman kuyang, dalam bahasa Gorontalo disebut ponggo.
Siluman ini berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan dan dapat terbang. Konon menurut warga, siluman ini merupakan iblis yang mencari bayi dan darah wanita hamil atau setelah melahirkan.
Â
Kepercayaan Setempat
Sebagian masyarakat Gorontalo sejak dulu memercayai paruh rangkong sangat ampuh menangkal dan mengusir hantu jenis kunyang itu.
"Semenjak nenek moyang kami sudah memercayai paruh rangkong ini sangat ampuh untuk mengusir hantu jenis ponggo, jadi ketika di setiap rumah ada kepala burung rangkong, mereka "ponggo" itu tidak berani mendekat, jadi bayi atau wanita yang hamil di rumah itu aman," ungkap Ridwan Abdullah masyarakat yang memercayai hal ini.
Ia menambahkan cara mengawetkan paruh rangkong ini menjemurnya selama beberapa hari.
"Setelah kami dapat paruh itu, kemudian diawetkan beberapa hari untuk mengeluarkan baunya agar tidak busuk dan setelah baunya keluar, paruh rangkong yang masih utuh itu digantung di depan pintu rumah atau ditaruh di atas plafon rumah sebagai penolak iblis yang dalam bahasa Jawa disebut kuyang," dia memaparkan.
Kuyang merupakan jenis makhluk halus yang berbeda dengan setan pada umumnya. Makhluk ini dapat kita ketahui kedatangan bahkan keberadaannya.
"Kedatangan ponggo biasanya ditandai dengan suaranya yang khas "pok-pok-pok" kami percaya suara tersebut dihasilkan oleh rambut ponggo yang berputar-putar, kenapa demikian? Karena ponggo ini berupa manusia perempuan berambut panjang tanpa badan atau hanya kepalanya saja yang terbang," lanjut Ridwan.
Namun, seiring berjalannya waktu, sedikit warga yang percaya dengan keberadaan makhluk gaib ini. Namun, pemburu rangkong tetap saja ada hanya untuk menjual atau menjadikan hiasan.
"Anak-anak zaman sekarang sudah tidak percaya lagi dengan hal ini, namun bagi saya itu bukan mitos tapi nyata dan saya alami, selama ada paruh rangkong siluman kuyang itu tidak pernah mendekat, jangankan mendekat suaranya pun tidak pernah terdengar," dia menandaskan.Â
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement