Sukses

Jalan-Jalan Pagi di Kebun Binatang Mini Sleman

Bukan sekadar melihat keberadaan mereka di dalam kandang, pengunjung kebun binatang mini di Sleman juga bisa berinteraksi langsung tanpa merasa was-was.

Liputan6.com, Yogyakarta - Bagaimana rasanya berfoto dengan ular putih yang beratnya mencapai puluhan kilogram? Atau bergaya bersama dengan burung Macau dari Brazil yang warna bulunya eksentrik? Coba saja datang ke kebun binatang mini di Sleman.

Jogja Exotarium Sleman merupakan kebun binatang mini yang dibuka pada akhir 2017. Ratusan hewan dalam berbagai kelompok ada di tempat ini.

Bukan sekadar melihat keberadaan mereka di dalam kandang, pengunjung juga bisa berinteraksi langsung tanpa merasa was-was. Seorang pemandu siap menjelaskan dan mengawal pengunjung berkeliling.

Jogja Exotarium Sleman dibangun di atas lahan seluas sembilan hektare. Letaknya berbatasan di dua kampung, Mulungan Kulon Dusun karanggeneng (sisi timur) dan Kampung Duwet, Desa Sendangadi, Mlati, Sleman.

Dari pusat kota Yogyakarta hanya berjarak tidak lebih dari 10 kilometer. Persisnya, sekitar dua kilometer ke arah barat dari Terminal Jombor.

Kebun binatang mini ini mengusung konsep edukasi. Pengunjung mendapat pengetahuan perihal beragam hewan yang terdapat di tempat ini.

Wahana hewan dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti taman reptil berkaki, taman reptil melata (ular), hewan nocturnal (aneka musang), kura-kura air dan darat, wahana berkuda, wahana burung, taman kelinci, wahana kambing, dan wahana ikan.

Di wahana ular, aneka jenis ular yang sebagian besar termasuk keluarga piton bisa dilihat. Beberapa jenis bisa digendong dan dijadikan objek foto bersama.

Ikan yang bisa dilihat di kebun binatang ini juga unik, arapaima, maskot, dan alligator.

"Pada dasarnya seluruh hewan yang ada di tempat ini bukan hewan dilindungi, kalau arapaima kami sudah bilang ke BKSDA fungsinya untuk edukasi," ujar Akbar Taruna, pemilik Jogja Exotarium Sleman, Senin (21/1/2019).

Selain wahana taman binatang, kebun binatang mini ini juga menyediakan sejumlah wahana pendukung, seperti kolam renang, tangkap ikan, berkuda, memanah, gerobak sapi, dan kantin yang menyediakan aneka kuliner.

Jogja Exotarium Sleman buka dari pukul 08.30 sampai 17.00 WIB. Harga tiket masuknya relatif terjangkau, yakni Rp 10.000 untuk Senin sampai Jumat dan Rp 15.000 pada akhir pekan.

Kebun binatang ini juga menyediakan paket kemah, field trip, outbound, dan pelatihan budidaya hewan ternak. Tarifnya bervariasi, tergantung jenis dan spesifikasi yang dipilih, mulai dari Rp 30.000 per orang. Sedangkan makanan sebagai pelengkap dijual mulai dari harga Rp 15.000 per paket.

2 dari 3 halaman

Butuh Perawatan Khusus

Akbar menuturkan hewan yang terdapat di Jogja Exotarium Sleman memerlukan perawatan khusus. Ia berhati-hati dan sangat teliti dalam memperhatikan kebersihan dan kesehatan hewan-hewannya.

Misal, musang dimandikan setiap dua sampai tiga hari sekali. Hewan itu cenderung mudah berbau dan setelah dimandikan juga dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari.

Arapaima juga cenderung jinak selama diberi makan secara teratur. Ikan ini membutuhkan dua sampai lima kilogram lele setiap makan. Waktu makannya berkisar dua hari sekali.

Ular dan reptil berkaki juga harus rajin dibeli setiap hari. Tujuannya, supaya hewan itu tetap jinak. Mereka juga rutin dimandikan.

"Kalau untuk makan, ular biasanya dua minggu sekali," kata Akbar.

3 dari 3 halaman

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar

Keberadaan Jogja Exotarium Sleman tidak bisa dilepaskan dari peristiwa yang terjadi pada pertengahan 2017. Dalam sebuah acara kala itu, istri dari bupati Sleman memberi saran kepada Akbar untuk membuat sebuah desa wisata.

Ia mulai berburu lokasi. Pertama kali ia melihat lokasi Jogja Exotarium Sleman masih berupa semak belukar dan tanaman sengon tidak bisa tumbuh maksimal.

"Status lahan tanah kas desa tetapi belum berkontribusi untuk masyarakat," tuturnya.

Ia melihat potensi wisata yang menarik di tanah ini. Sungai Denggung diapit oleh saluran irigasi di sisi barat dan timur.

Akbar mengemukakan niatnya kepada pemerintah desa dan mendapat dukungan penuh. Proses pembebasan lahan dan sosialisasi memakan waktu empat bulan, sedangkan pembangunan Jogja Exotarium Sleman hanya dua bulan.

Ide mendirikan kebun binatang mini juga berkaitan dengan profesi Akbar yang seorang dokter hewan. Sebagian peliharaan di Jogja Exotarium Sleman juga kepunyaannya dan titipan beberapa rekan.