Sukses

5 Perbedaan Pedagang dan Pengusaha yang Tak Banyak Diketahui

Temukan perbedaannya dan pilih mau jadi yang seperti apa.

Liputan6.com, Yogyakarta Orang seringkali beranggapan ketika menjalani sebuah usaha, ia sudah menjadi pengusaha atau pebisnis. Padahal, tidak semudah itu mengklaim diri sendiri sebagai pengusaha.

Berwirausaha bukan lantas membuat orang layak menyandang predikat pengusaha. Direktur Program Inkubasi Rumah Kreatif Jogja (RKJ) Bio Hadikesuma memaparkan perbedaan signifikan pedagang dan pengusaha.

Ia mengungkapkan bisnis adalah alat untuk mencapai impian. Ada dua pola pikir untuk mendapatkan uang, yakni kerja keras dan kerja cerdas.

"Kerja untuk mencari uang adalah pedagang, sedangkan pengusaha kerja untuk membangun aset dan aset itulah yang menghasilkan uang," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (21/1/2019).

Menurut Bio, menentukan aset yang ingin dimiliki membutuhkan visi. Setelah visi ditemukan, maka muncul misi yang berupa strategi, perencanaan, target, dan sebagainya yang tertata.

Kedua, hukum alam. Hukum alam dalam bisnis berarti meyakini proses, sedangkan pedagang biasanya menghindari proses. Proses yang dimaksud adalah membangun sistem, mendelegasikan tugas, dan sebagainya.

Ketiga, percaya di antara ketidakpercayaan. Pedagang dan pengusaha sama-sama disebut CEO tapi dalam kepanjangan yang berbeda.

CEO dalam konteks pedagang berarti Chief Everything Officer atau melakukan semuanya sendiri, sedangkan CEO dalam konteks pengusaha adalah Chief Executive Officer yang berarti Ia membutuhkan delegasi tugas.

"Pengusaha butuh mendelegasikan tugas ketika orang atau pedagang tidak percaya, pengusaha memberikan kepercayaan dengan mendelegasikan sebagian tugas," kata Bio.

Pendelegasian sebagian tugas pengusaha ditandai dengan memiliki karyawan yang bisa mengambil keputusan. Di sinilah maksud dari percaya di antara ketidakpercayaan dengan membentuk standar prosedur operasional dan memaparkan jobdesk.

 

2 dari 2 halaman

Bisnis Butuh Pengendara yang Bagus

Keempat, pengusaha ditandai dengan menciptakan momentum. Artinya, pengusaha selalu bergerak, tidak pasif, dan proaktif.

"Bergerak dalam hal apapun, membangun relasi, membuat event, apapun yang mendukung bisnisnya secara positif, berbeda dengan pedagang yang hanya sebatas bertransaksi dan merasa sudah cukup," ucap Bio.

Kelima, pengusaha membutuhkan mentor atau guru. Mentor bertugas mengontrol dan menjadi tempat berkonsultasi ketika menjalani usaha.

Mentor juga bukan sembarang orang. Guru bagi pengusaha seharusnya juga pelaku usaha yang konsisten dan sebaiknya tidak berganti-ganti mentor alias satu orang saja.

Bio menilai bukan masalah bisnis apa yang bagus, tetapi bagaimana pengendaranya.

"Pedagang berpikir pendek yang penting bisa makan, sementara pengusaha berpikir bisa makan dan memberi makan yang lain," tutur Bio.

Â