Liputan6.com, Maros - Hingga hari kedua, hujan lebat disertai angin kencang masih terjadi di beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel). Akibatnya, banjir menggenangi pemukiman warga.
Rina Arifah, warga BTN Asabri Blok E7, Desa Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulsel mengaku memilih bertahan di rumahnya meski genangan air setinggi pinggang orang dewasa mulai mengelilingi kompleks perumahan tempatnya tinggal.
Baca Juga
"Mau kemana juga pak, jalan keluar menuju kota Makassar sudah tak bisa dilalui dari kemarin, hampir semua ruas jalan banjir, ini sudah setinggi pinggang orang dewasa," kata Rina kepada Liputan6.com, Rabu (23/1/2019).
Advertisement
Rina berharap bantuan Pemerintah Daerah Maros segera datang. Meski dirinya tahu kemungkinan pihak pemerintah juga sibuk memantau banjir di beberapa titik lainnya yang ada di Kabupaten Maros.
"Banjir kali ini lumayan besar dibanding tahun kemarin. Hampir daerah resapan sudah tak ada dan sudah terbangun perumahan. Ini lebih parah," terang Rina.
Yang membuat gelisah, kata Rina, ia bersama keluarganya tak bisa leluasa dalam beraktivitas, lantaran listrik padam sejak kemarin, apalagi alat komunikasi kehabisan daya, mati total dan tak bisa digunakan.
Hampir sama dengan kondisi perumahan yang bersebelahan dengan kompleks Perumahan tempat tinggal Rina. Ratusan warga yang tepatnya berdomisili di Blok 10 Antang, Kecamatan Manggala, Makasssar bahkan sejak semalam mulai dievakuasi oleh tim Basarnas dan Pemda Kota Makassar karena genangan air sudah melebihi batas normal.
"Di sini sejak semalam rumah semuanya sudah terendam dan tidak memungkinkan untuk bertahan," ucap Hartati warga Blok 10, Antang, Kecamatan Manggala, Makassar itu.
Ia mengaku selain kompleks perumahannya berada di dataran rendah, juga sangat dekat dengan bantaran sungai. Dan hampir tiap tahun menjadi langganan banjir.
"Setiap hujan lebat sehari saja, genangan air sudah tinggi. Air sungai juga pasti meluap sehingga kompleks tentu tergenang air dan itu terjadi tiap tahunnya," kata Hartati.
Hartati bersama keluarganya mengaku untuk sementara memilih menginap di masjid yang berada di pinggiran jalan yang lokasinya lebih tinggi. Selain itu, warga lainnya juga ada yang untuk sementara menginap di rumah kerabatnya yang tidak berdampak banjir.
"Sebenarnya was-was juga ada saat kami tinggalkan rumah. Takutnya kami kemalingan. Tapi pikir-pikir juga nyawa yah kami terpaksa mengungsi ke tempat yang aman untuk sementara," ungkap Hartati menambahkan.
Simak juga video pilihan berikut ini: