Sukses

Anting Berlian Ungkap Identitas Korban Pembunuhan Sadis di Ogan Ilir

In menjadi korban pembunuhan sadis dengan cara dibakar di Kabupaten OI Sumsel.

Liputan6.com, Palembang - Warga Jalan Kebun Sawit Dusun IV SP 2 Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara ,Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel) dikagetkan dengan penemuan mayat yang terbakar di rawa-rawa, pada hari Minggu (20/1/2019).

Kondisi mayat yang diidentifikasikan berjenis kelamin wanita ini hanya bersisa setengah badan yang hangus terbakar. Tidak ada satu pun identitas korban yang tersisa, membuat pihak kepolisian berupaya mengungkap kasus ini lebih dalam.

Dari hasil penyelidikan, perhiasan anting mirip berlian ini membuat Polres Ogan Ilir akhirnya bisa mengungkap identitas korban. Jenazah yang dibakar di atas kasur ini ternyata bernama IN (20), warga Dusun II Desa Pedataran, Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim Sumsel.

Hanya selang dua hari usai penemuan mayat korban, Polsek Ogan Ilir bersama Polda Sumsel berhasil menangkap empat dari lima orang pelaku pembunuhan sadis ini.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, pembuktian sekunder identitas berasal dari perhiasan cincin dan anting yang masih tersisa di tubuh korban.

“Cincin dan anting itu sama dengan foto korban sebelum meninggal, itu juga dibenarkan oleh keluarga. Kasus ini ditangani Direktorat Kriminal dan Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel dan Polres Ogan Ilir akhirnya bisa terungkap selama dua hari meski data sangat minim,” ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis (24/1/2019).

Para pelaku sebelumnya membunuh dengan memukul kayu balok ke kepala korban, lalu mengikatnya dan membawa ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Pelaku membawa korban bersama kasur dan dibakar untuk menghilangkan jejak.

Empat pelaku yang ditangkap yaitu MA, FE, FR dan YA merupakan warga Kabupaten OI Sumsel. Sedangkan otak pembunuhan yaitu AS, masih diburu pihak kepolisian.

“Barang bukti sempat dibuang pelaku, sepeda motor korban juga dibawa lari mereka. Untuk menghilangkan jejak, sepeda motor korban sudah diganti warna catnya oleh FR,” katanya.

Dari informasi yang dihimpun, korban warga Kabupaten Ogan Ilir ini diduga mempunyai hutang piutang dengan AS. Pada hari kejadian, IN mendatangi rumah kontrakan AS di Desa Talang Taling, Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.

 

2 dari 3 halaman

Pelajar Jadi Tersangka

Korban yang diduga ditagih hutang oleh AS, tidak bisa membayarnya dalam waktu dekat. AS yang sedang dipengaruhi efek narkoba, langsung melakukan pemerkosaan ke korban.

Karena berontak, korban lalu dihabisi oleh AS dan teman-temannya. Pelaku lainnya, MA, juga menyetubuhi korban yang dalam kondisi sudah meninggal dunia.

“Para pelaku ditangkap pada tanggal 22-23Januari 2019 di rumah masing-masing. Sepeda motor korban dititipkan tersangka AS dan FR ke saksi Andika pada hari kejadian," ujarnya.

FR merupakan tunawicara berperan mengikat korban, mengangkat mayat dan kasur serta membawa dari TKP pembunuhan ke TKP pembuangan.

Pelaku FB (16) yng masih berstatus pelajar ditangkap pada hari Rabu (23/1/2019) dini hari. FB berperan memantau situasi saat mayat akan diangkut dari TKP pembunuhan. Pelau juga mengangkat kasur dan membawa korban ke TKP pembakaran.

MA (22) sendiri berperan menahan kaki korban saat diperkosa tersangka AS, menaikkan korban ke atas mobil dan membawa ke TKP pembakaran. Tersangka YG (16), bertugas membeli minyak bensin untuk membakar mayat.

“YG juga ikut mengangkat kasur dan membawa korban ke TKP pembuangan. Kita sudah menyita satu unit mobil pick up merk Daihatsu Grandmax Nopol BG-9207-NH yang digunakan oleh para tersangka mengangkut korban,” ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Komunikasi Terakhir

Salah satu tersangka, MA mengakui dirinya turut serta memperkosa dan membunuh korban secara sadis bersama keempat rekannya.

“Iya, saya memperkosa saat korban sudah meninggal. Ikut bantu AS juga memegangi tubuh korban saat diperkosa dan membuang mayatnya,” kata pria yang belum berkeluarga ini.

Sasi Karani (27), kakak perempuan korban mengatakan, anting yang digunakan adik bungsunya itu adalah pemberian dari dirinya.

“Saya yang beli anting itu, jadi saya tahu benar itu memang jenasah adik saya. Kalau masalah hutang piutang, saya tidak tahu sama sekali, tapi kami tidak percaya kalau adik saya tersandung hutang dengan tersangka,” katanya.

Sebelum kejadian, IN sempat menghubungi Sasi melalui telepon genggam. Korban yang mempunyai satu anak ini, menawarkan kakak perempuannya makan bakso bersama. Namun setelah itu, Sasi dan keluarga hilang kontak dengan IN pada hari Sabtu (19/1/2019).

“Pukul 12.00 WIB kami sempat berkomunikasi, tapi ditunggu-tunggu sampai pukul 16.00 WIB, IN tidak kembali ke rumah. Telepon genggamnya sudah tidak aktif lagi,”ucapnya.

Pihak keluarga langsung melaporkan ke polsek setempat, karena kehilangan salah satu anggota keluarganya. Keluarga curiga dengan hilangnya IN, karena wanita yang sudah berpisah dari suaminya ini tidak pernah pulang tanpa kabar.