Sukses

Air Rendam Sekolah di Pekalongan, Ratusan Siswa Mendadak Libur

Pemkot Pekalongan telah membuka dapur umum, bantuan logistik di setiap kelurahan tedampak banjir, menyiapkan petugas kesehatan, dan proses evakuasi.

Liputan6.com, Pekalongan - Sekitar 4.000 warga Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengungsi akibat banjir melanda daerah setempat, Minggu, 27 Januari 2019.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Batang, Ulul Azmi, mengatakan sekitar 1.000 warga mengungsi ke sembilan titik akibat rumah mereka terendam banjir hingga mencapai 70 sentimeter.

"Kendati demikian, pada Minggu sore, sebagian para pengungsi sudah pulang ke rumahnya meski kondisi rumah masih terendam banjir. Kemungkinan mereka tidak betah beristirahat di lokasi pengungsian," katanya, dilansir Antara, Senin (28/1/2019).

Menurut dia, ketinggian air kini mulai surut hingga 40 sentimeter sehingga sebagian pengungsi memilih pulang ke rumahnya dan sebagian lagi tetap bertahan di lokasi pengungsian.

Adapun untuk membantu para korban banjir, kata dia, pemkab telah menyiapkan dapur umum dan mendorong kebutuhan logistik ke sejumlah titik pengungsian.

"Kita telah siapkan dapur umum dan logistik untuk para korban banjir. Kami mengimbau bagi warga yang rumahnya terendam banjir agar mengungsi ke lokasi yang aman karena curah hujan diperkirakan masih cukup tinggi," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan Suseno mengatakan sekitar 3.000 warga masih mengungsi ke sejumlah lokasi pengungsian antara lain di Masjid Alkaromah, kantor Palang Merah Indonesia (PMI), GOR Jetayu, aula kecamatan, dan kelurahan.

"Hampir semua wilayah di empat kecamatan yaitu Pekalongan Utara, Pekalongan Barat, Pekalongan Timur dan sebagian Pekalongan Selatan terendam banjir," katanya.

Ia yang didampingi Kepala Humas Arief Karyadi mengatakan saat ini pemkot telah membuka dapur umum, bantuan logistik di setiap kelurahan tedampak banjir, menyiapkan petugas kesehatan, dan proses evakuasi.

"Hampir semua kelurahan di empat kecamatan itu terendam air, kecuali Kelurahan Kuripan dan Kertoharjo Yosorejo Kecamatan Pekalongan Selatan," katanya.

2 dari 2 halaman

Ganggu Kegiatan Belajar Mengajar

Banjir yang melanda wilayah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menyebabkan sebagian sekolah tergenang air sehingga kegiatan belajar mengajar terganggu.

"Kami menyerahkan kebijakan apakah bisa melakukan kegiatan belajar mengajar atau tidak pada masing-masing kepala sekolah karena ada kondisi sekolah yang tergenang banjir dan ada yang tidak," kata Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Sugiyo di Pekalongan, Senin (28/1/2019).

Ia menjelaskan, pengurus Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10, SMPN 12, dan SMP Negeri 17 melapor ke Dinas Pendidikan bahwa sekolah mereka terdampak banjir sehingga tidak bisa melangsungkan kegiatan belajar mengajar.

"Tiga sekolah itu memang kondisinya tergenang banjir sehingga tidak bisa dilakukan untuk KBM. Akan tetapi, bagi sekolah yang tidak terdampak banjir masih melakukan KBM," katanya.

Ia menambahkan sekolah bisa meliburkan sementara kegiatan belajar mengajar kalau rumah guru dan muridnya terdampak banjir, jalan menuju sekolah tidak bisa dilalui, atau gedung sekolah tergenang banjir.

Jalan menuju Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kota Pekalongan termasuk yang terkena dampak banjir sehingga Artin harus mengambil jalan memutar untuk mengantarkan anaknya ke sekolah.

"Anak saya tetap masuk sekolah karena mengikuti try out, sedang bagi siswa kelas 2 dan 1 dipulangkan karena sekolah tergenang banjir," katanya.

Sugiyo mengatakan Dinas Pendidikan akan menurunkan pegawai untuk memantau dampak banjir dan menyalurkan bantuan bagi sekolah-sekolah yang terdampak banjir.

 

Simak video pilihan berikut ini: