Sukses

Gelombang Laut hingga 6 Meter Hantui Perairan Sulsel Sampai Awal Februari

Potensi gelombang tinggi akan terjadi mulai Rabu 30 Januari hingga 1 Februari 2019.

Liputan6.com, Makassar - Masyarakat pesisir pantai dan pulau di Selat Makassar bagian selatan diminta mewaspadai potensi gelombang tinggi 4 hingga 6 meter. Termasuk wilayah kabupaten Kepulauan Selayar, di Sulawesi Selatan.

Perairan Selat Makassar bagian selatan merupakan kawasan perairan yang memiliki potensi sumber daya perairan yang besar dan kaya nutrisi. Daerah ini merupakan titik pertemuan massa air dari Samudera Pasifik dan Laut Flores.

Plt Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Selatan, Joharman mengatakan, potensi gelombang tinggi akan terjadi mulai Rabu 30 Januari hingga 1 Februari 2019.

"Untuk itu masyarakat kita imbau agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan. Karena hasil pencermatan BMKG akan terjadi potensi gelombang tinggi 4 hingga 6 meter," kata Joharman, Selasa 29 Januari 2019.

Diperkirakan gelombang tinggi terjadi di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna Utara, Perairan Utara Kepulauan Natuna, Laut Jawa bagian Timur Hingga Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian Selatan.

Kemudian, Perairan Selatan Jawa Timur Hingga Pulau Rote, Selat Bali-Selat, Lombok-Selat Alas bagian Selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTT, Perairan Utara Flores, Perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Flores, Laut Sawu dan Laut Timor Selatan NTT.

2 dari 2 halaman

Ikan Laut Mahal

Joharman menambahkan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai angin kencang diperkirakan masih dapat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian Barat, meliputi Kota Makassar, Kabupaten Pangkep, Barru, Maros, dan Gowa. Kemudian wilayah Sulawesi Selatan bagian Selatan, meliputi Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, dan Kepulauan Selayar.

"Sedangkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang. Diperkirakan masih dapat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian Utara meliputi Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu, Palopo, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Dan apabila ada perubahan cuaca yang signifikan, kami akan memberikan informasi peringatan dini cuaca secara realtime," tutur Joharman.

Daeng Simbo, pengurus himpunan nelayan kota Makassar mengaku, ekstremnya cuaca disertai hujan dan angin kencang membuat sejumlah nelayan enggan melaut mencari ikan.

"Otomatis harga ikan juga sedikit mahal dari seperti biasanya oleh dampak cuaca, baik itu di pelelangan ikan hingga pasar tradisional," kata Daeng Simbo Selasa (29/1/2019).

Sementara itu, di tengah mahalnya harga ikan laut di pasar tradisional di kota Makassar, Yulianti, warga Jalan Manuruki mengaku tidak repot untuk mengonsumsi ikan laut.

Ibu rumah tangga dua orang anak ini mengaku tetap sehat dengan mengonsumsi tahu dan tempe. "Ikan laut mahal masih ada ikan bandeng atau beli tempe dan tahu. Kenapa harus repot kalau harganya mahal jangan dibeli," Yulianti memungkasi.

Simak video pilihan berikut ini: