Sukses

Warga Banyumas Mendadak Hobi Naik Atap Rumah, Ada Apa?

Ban bekas atau barang bekas yang ditaruh di atap itu adalah tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) yang paling tersembunyi

Liputan6.com, Banyumas - Pagi itu, suasana di Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas sungguh sibuk. Sebanyak 27 warga mendadak demam tinggi diduga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Petugas Dinas Kesehatan hari itu mengasap seantero RT 01 RW 2 Desa Pandak untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti dewasa. Rumah, kamar mandi hingga pekarangan tak luput dari pengasapan pestisida ini.

Warga lantas melanjutkan perburuan nyamuk itu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk memutus perkembangbiakan nyamuk vektor demam berdarah ini. Hal itu dilakukan untuk memutus matai rantai persebaran virus DBD yang telah menginfeksi sejumlah warga.

Beberapa warga membersihkan selokan, lainnya menyibak semak-semak. Ada pula yang naik ke atap rumah warga, menyingkirkan ban bekas yang digunakan untuk pemberat atap agar tak kabur saat diterjang angin kencang musim penghujan.

Diduga kuat, ban bekas atau benda lain yang ditaruh di atap itu lah tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang paling tersembunyi. Kadang, warga lalai membersihkan atap rumah lantaran tak kelihatan saat PSN.

Pada awal Januari lalu, Dinas Kesehatan Banyumas mem-fogging dan melakukan PSN di empat desa. Hingga akhir Januari ini, tercatat sebanyak 10 desa yang terdapat kasus DBD telah diasapi.

10 desa tersebut yakni, Pandak, Berkoh, Kedungabanteng, Panusupan, Purwonegoro, Sidamulya, Bojongsari, Sumampir, Sidaboa, dan Pasir Kulon. Seluruhnya adalah desa yang wilayahnya terjadi kasus demam berdarah.

“Masyarakat harus menurunkan pemberat atap yang dari ban bekas atau benda lain yang bisa menampung air. Mayoritas di 10 desa ada itu,” kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Banyumas, Arif Sugiono, Selasa, 29 Januari 2019.

 

2 dari 2 halaman

Dinkes Dorong Lahirnya Perdes PSN

Arif menilai, kebiasaan menaruh pemberat dengan ban bekas itu mesti disudahi. Lebih baik, warga mengganti pemberat dengan benda yang tak bisa menampung air.

Sebab, nyamuk Aedes Aegypti memang jenis nyamuk yang berkembangbiak di air bersih yang tak bersentuhan langsung dengan tanah. Wadah air yang tak terpantau meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini.

Hingga akhir Januari 2019 ini, di Banyumas terdapat 108 kasus demam dengue, 23 kasus DBD dan tiga DSS atau Dengue Shock Syndrome. Angka ini meningkat jauh dibanding tahun sebelumnya, yang hanya berkisar 40 kasus setahun.

“Ada korelasi antara intensitas hujan dengan kasus DBD. Tahun lalu karena hujannya relatif jarang kasusnya tidak sebanyak ini,” dia mengungkapkan.

Untuk mencegah penyebaran dan penularan DBD dalam jangka panjang, warga mesti diajak untuk PSN secara rutin. Salah satunya dengan acara Jumat bersih yang telah digalakkan di waktu sebelumnya.

Agar PSN ini berjalan simultan dan berefek janngka panjang, butuh peran serta pemerintah desa pemerintah desa dan lembaga di bawahnya. Karenanya, Dinas Kesehatan mendorong agar pemerintah desa menerbitkan peraturan kepala desa mengenai PSN.

Salah satu poinnya adalah kewajiban untuk menurunkan pemberat atap yang bisa menampung air. Barang bekas yang kadang ditaruh di atap pun mesti diturunkan.

“PSN itu jelas efektif. Sementara, yang saya laksanakan kemarin dengan desa itu, pokoknya, supaya kepala desa itu mencoba untuk membuat peraturan kepala desa untuk menurunkan barang-barang bekas dari atap,” dia mengungkapkan.