Sukses

Dubes RI untuk Australia: Pigi Jo Deng Dia

Dubes RI ntuk Australa menyanyikan Pigi Jo deng Dia, ada komentar,"Mungkin beliau punya kenangan dengan orang Manado.”

Liputan6.com, Manado - Akhir sesi kuliah umum yang dibawakan oleh Duta Besar (Dubes) RI untuk Australia, Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo di kampus Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Kamis (31/01/2019) lalu mendadak jadi semarak.

Bukannya masuk dalam sesi selanjutnya yakni pertukaran cideramata dan foto bersama, namun Dubes Yohanes malah mengambil mic dan menyanyikan sebuah lagu yang berasal dari Manado, ‘Pigi Jo deng Dia’. Aksi dubes ini mengundang tepuk tangan riuh ratusan mahasiswa dan dosen yang memadati ruang rapat kantor pusat Unsrat Manado.

“Mungkin beliau punya kenangan dengan orang Manado,” ujar Nedine, mahasiswi Unsrat.

Rektor Unsrat Manado, Ellen Joan Kumaat mengatakan, baru kali ini ada pejabat yang datang di Unsat dan bisa menyanyikan lagu Manado dengan sangat baik.

”Ternyata Pak Dubes bisa menyanyikan lagu Manado dengan sangat baik,” ujar Ellen.

Lagu berjudul ‘Pigi Jo deng Dia’ ini merupakan salah satu lagu popular di Sulawesi Utara. Mengisahkan tentang berakhirnya kisah cinta sepasang kekasih.

Sebelumnya dalam sesi kuliah umum, dubes mengatakan, Pemerintah Australia melalui kerjasamanya dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Australia membuka kesempatan bagi kalangan pelajardan mahasiswa untuk magang dan melanjutkan studi ke negeri kanguru tersebut.

“Kami membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk magang, ataupun melanjutkan studi di Australia. Bisa melalui Konsulat Jenderal di Perth, Darwin atau Quessland,” ujar Yohanes.

Dia berharap, melalui kesempatan belajar di Australia itu, akan lahir diplomat-diplomat hebat dari Sulawesi Utara. Karena dalam sejarah Indonesia, ada nama diplomat ulung yang berasal dari Sulawesi Utara.

“Indonesia pernah memiliki diplomat ulung dari Sulawesi Utara, namanya Mr AA Maramis. Tentu kami berharap banya lahir lagi diplomat hebat seperti beliau,” ujar Yohanes.

Sedangkan Ellen dalam sambutannya mengatakan, secara alami Australia dan Indonesia adalah mitra maritim yang secara bersama memiliki salah satu batas maritim terpanjang di dunia.

“Dengan demikian kedua negara ini terlibat langsung dalam hal keamanan dan ekonomi maritim yang luas dan sudah selayaknya saling menguntungkan,” ujar Ellen.

Lanjut rektor, keterkaitan dengan program Presiden Indonesia, potensi kerjasama Indonesia dengan Australia ini harus juga berkolaborasi dengan dunia pendidikan. “Termasuk membuka peluang dengan Universitas Sam Ratulangi,” ujar dia.