Liputan6.com, Palembang - Duka atas kematian FR (20), mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Palembang dirasakan sangat dalam oleh keluarga. Pada hari Selasa, 29 Januari 2019, korban ditemukan tak bernyawa di kebun karet yang tak diurus di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel).
FR yang pulang ke kampung halamannya di Dusun VI Desa Menanti, Kecamatan Kelekar awalnya ingin menikmati masa libur kuliah. Namun, ternyata dia menjadi korban kebengisan UP (35), warga setempat yang merampok, memerkosa, dan membunuh korban.
Sebelum peristiwa yang merenggut nyawa FR itu terjadi, korban sempat mengunggah fotonya bersama teman-temannya di status aplikasi WhatsApp.
Advertisement
Baca Juga
Nadima, teman satu kos korban di Palembang, sempat melihat unggahan tersebut satu hari sebelum kejadian. Foto FR dan kelima teman lainnya dipajang dengan tambahan lambang hati dan tulisan Squad.
Dia pun merasa heran dengan unggahan FR, yang sangat jarang memajang foto kebersamaan dengan teman-temannya tersebut.
"Saya dan teman-teman sempat heran juga, kenapa dia posting foto itu, karena tidak seperti biasanya. Apalagi ada tulisan Squad, emoticon cium dan hati," ujarnya, Minggu, 3 Februari 2019.
Unggahan lainnya juga membuat Nadima kebingungan karena FR memajang emoticon sedih di status WhatsApp-nya. Namun kecurigaan yang tidak beralasan, membuat Nadima dan teman lainnya tidak terlalu memikirkannya.
Teman FR lainnya yaitu Jiya juga merasa sedih, karena selama satu kos bersama, korban termasuk jarang beraktivitas di luar selain kuliah.
"Dia tidak ikut organisasi apa pun, pacar juga tidak punya. Orangnya pendiam, jarang bercerita apalagi urusan pribadi," katanya.
Jiya yang juga tinggal di Kabupaten Muara Enim Sumsel, sudah merencanakan pulang ke Palembang bersama korban pada hari Minggu ini. Karena pada hari Senin (4/2/2019), perkuliahan di kampusnya sudah dimulai.
Minta Hukuman Mati
Rianto (50) paman korban mengatakan, selama dia tinggal di Kecamatan Kelekar, tidak ada kasus seperti ini. Bahkan, di permukimannya sangat jarang terjadi kasus kriminal.
"Padahal di sini jarang kejadian seperti ini. Kami minta pelaku di hukum mati, karena sudah memerkosa, merampok, dan membunuh anak kami,” ungkapnya.
Di mata Rianto, korban merupakan sosok anak yang penurut, lugu, dan pendiam. Bahkan, setiap pulang ke Kabupaten Muara Enim, FR jarang keluar rumah dan lebih suka membantu ibunya di rumah.
Foto di akun instagram korban @fatmi_rohanayanti16 pun dibanjiri komentar dari para warganet. FR yang menggunakan baju berwarna peach dan jilbab kuning, berfoto di depan dinding bergambar sayap.
Akun @ruslikurosakii menilai satu-satunya foto yang diunggah korban di akun Instagram miliknya, merupakan sebuah pertanda. Ada juga akun @wiwilone yang penasaran dengan sosok korban.
“Asli, gue lihat di berita langsung nyari ig-nya. Semoga tenang di alam sana, di sisi Allah SWT," tulisnya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement