Sukses

Gerak Cepat Garut Atasi DBD yang Semakin Mengkhawatirkan

Penyebaran gejala DBD yang semakin mengkhawatirkan membuat Pemda Garut, Jawa Barat bergerak cepat. Selain penyuluhan, upaya pengasapan atau fogging menjadi salah satu kunci memutus mata rantai DBD.

Liputan6.com, Serangan wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus meningkat. Meskipun belum masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), namun total penderita DBD di Garut, telah mencapai 188 kasus.

"Masih biasa, tetapi kita tetap harus waspada dengan adanya DBD ini," ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, Senin (4/2/2019).

Menurut Helmi serangan DBD hampir merata di seluruh Kecamatan Garut, selain Limbangan yang saat ini menyumbang pasien tertinggi, kecamatan Tarogong Kidul dan Kaler, menduduki posisi berikutnya penyumbang pasien terbesar.

"Intinya belum KLB sudah bisa di tangani," ujarnya.

Saat ini, rata-rata gejala DBD yang terjadi di masyarakat sudah masuk kategori suspect, yang mewajibkan dilakukannya perawatan pihak medis.

"Total se-kabupaten Garut belum diketahui, tapi saya yakinkan tidak ada yang meninggal dunia yang di akibatkan oleh DBD," ujar dia.

Untuk menghindari bertambahnya jumlah pasien, lembaganya meminta seluruh masyarakat sigap dan mampu menjaga kebersihan, terutama tempat yang berpotensi menampung air.

"Kita intruksikan pula agar dilakukan fogging di setiap daerah rawan DBD," kata dia.

Hingga kini, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, jumlah penderita yang ditangani sebanyak 188 kasus. Rinciannya sebanyak 157 kasus terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD), sedangkan sisanya sebanyak 31 kasus kategori demam dengue.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Garut Janna M Yajariawati menambahkan, dari 188 kasus penderita DBD yang berhasil ditemukan, sekiar 172 orang atau 91,4 persen dinyatakan telah sembuh total, kemudian 16 orang masih dirawat, serta 3 orang dirujuk ke RSU dr. Slamet Garut.

Selain itu, lembaganya terus melakukan penyuluhan dan menghimbau masyarakat agar melaksanakan hidup sehat dan tetap menjaga kebersihan lingkungannya masing-masing.

"Kami juga memberikan larvasida untuk memutuskan mata rantai penyebaran DBD, melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita oleh fasyankes, serta pengasapan (foging),” kata dia.