Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dibuat terpukau dengan hasil cipta dan karya siswa SMP di Surabaya yang mampu mengubah popok jadi pupuk.
Popok jadi pupuk merupakan inovasi Muhammad Izaz Khoirullah Alkhalid, siswa kelas 8 SMPN 23 Surabaya, bersama empat orang guru IPA di sekolahnya.
Ilmunya sederhana, Izaz mengatakan, gel popok bekas pakai bisa membuat tanah menjadi lembab, sehingga mengurangi penggunaan air saat menyirami tanaman.
Advertisement
"Tanaman juga menjadi lebih subur, karena bakteri amonia pada popok bisa membantu pertumbuhan pada tanaman," ungkap Izaz saat presentasi di depan Wali Kota Risma.
Baca Juga
Menurut Izaz, proses mengubah popok jadi pupuk ini membutuhkan waktu satu bulan. Caranya, popok bekas pakai dicuci bersih lalu disemprot dengan air, lalu dikeringkan sedikit agar berubah menjadi gel. Kemudian gel tersebut diambil dan dicampur dengan pupuk kompos, serta didiamkan selama sebulan hingga akhirnya bisa dipakai.
Proyek Izaz ini sudah dimulai sejak awal 2018. Dalam setahun terakhir, Izaz sudah memproduksi 150 kilogram pupuk. Sejauh ini, 100 kilogram pupuk sudah terjual seharga Rp 10 ribu per 5 kilogram. Produk pupuk Izaz ini sudah digunakan oleh para orang tua murid di SMPN 23 Surabaya.
Melihat hasil karya ini, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini meminta kepada Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) untuk bisa mencoba menggunakan pupuk Izaz di taman-taman Kota Surabaya.
Tidak hanya itu, Risma juga meminta Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Eko Agus Supriadi untuk membantu mematenkan hasil karya pelajar SMP ini.
"Sepanjang tidak mengecewakan guru dan orangtua dengan nilai yang stabil dan tidak turun, itu tidak masalah cari uang dan kaya sejak kecil," tutur Wali Kota Risma kepada Izaz.
Pangeran dan Puteri Lingkungan 2019
Sebelumnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima 20 orang Pangeran dan Puteri Lingkungan 2019 di Ruang Sidang Wali Kota, pada Senin, (11/2/2019) sore. Dalam pertemuan itu, Risma dibuat terpukau dengan hasil cipta dan karya para pelajar SD dan SMP se-Surabaya.
Risma menuturkan, para pelajar yang terpilih menjadi Pangeran dan Puteri Lingkungan 2019, merupakan anak-anak yang luar biasa. Hal ini terlihat, ketika para pelajar tersebut berkomunikasi menyampaikan hasil karya dengan lugas dan jelas kepada publik.
Terlebih, apa yang dipaparkan para pelajar itu bisa mempengaruhi orang lain untuk peduli dengan lingkungannya.
"Kalian adalah tunas luar biasa dari negara ini, lanjutkan yang selama ini kalian lakukan. Terima kasih sayang, sudah jadi anak yang luar biasa," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya juga berpesan kepada para pelajar agar tetap hormati guru dan orangtua. Menurutnya, karena tidak mungkin para pelajar tersebut jadi anak yang pandai, jika bukan karena mereka.
"Jangan menjadi anak yang cengeng dan gampang mengeluh. Karena yang menjadi pemenang adalah orang tangguh, bukan yang cengeng," kata dia saat memberikan semangat dan motivasi kepada para pelajar peduli lingkungan tersebut.
Ia menyampaikan, tantangan di era digital ini berat, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan ejekan cukup banyak. Untuk itu, dia meminta para pelajar SD dan SMP ini untuk terus berkomitmen dan tidak takut.
"Dikarenakan ini juga bermanfaat bagi teman dan lingkungan," pungkasnya.
Sekadar info, program Pangeran dan Puteri Lingkungan sendiri sudah berlangsung sejak 2002. Dari seleksi sekitar 400 siswa lebih pelajar SD dan SMP, diambil 40 finalis hingga akhirnya diputuskan juara 10 pelajar terbaik tingkat SD dan 10 terbaik tingkat SMP.
Mereka yang terpilih menjadi juara merupakan siswa yang memiliki kualifikasi serta berkontribusi nyata selama 6 bulan terakhir. Melalui program ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendorong para pelajar dengan harapan menumbuhkan kembangkan kecintaan mereka sejak dini terhadap lingkungan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement