Sukses

Ibu-Ibu Pengajian di Bali Ubah Sampah Plastik Jadi Tas Cantik

Ibu-ibu yang tergabung dalam lembaga Aisyiyah Provinsi Bali jadi garda terdepan dalam memerangi sampah plastik.

Liputan6.com, Denpasar Hampir sebagian besar dari kita menganggap sampah adalah barang tak berguna. Ya, sampah adalah barang bekas yang dianggap tak lagi terpakai. Biasanya, kita akan membuangnya begitu saja ke tempat sampah.

Celakanya, barang dari sampah yang merupakan limbah rumah tangga adalah kantong plastik. Alhasil, ia menjadi masalah tersendiri lantaran proses peleburannya dengan tanah memakan waktu cukup lama.

Meski sampah sudah tak lagi berguna, namun di tangan ibu-ibu Aisyiyah Provinsi Bali, sampah, khususnya sampah plastik, bisa menjelma menjadi barang mewah. Ya, mereka menyulapnya menjadi bahan-bahan daur ulang yang cantik untuk kebutuhan sehari-hari.

Ada tas, ada gantungan baju, ada bunga hiasan, dompet dan berbagai kreasi lainnya. Direktur Lembaga Kebudayaan Aisyiyah Provinsi Bali, Henny Djohan menjelaskan, lembaganya memang sudah sejak lama berjuang untuk memerangi sampah plastik.

Namun, sampah plastik itu didaur ulang menjadi barang-barang berguna untuk kebutuhan sehari-hari bagi ibu-ibu.

"Kita kreasikan untuk dibuat tas, dompet dan macam-macam lainnya. Sampah plastik ini bisa dikreasikan," kata Henny saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (13/2/2019).

Ia menceritakan awal mula mengkreasikan sampah plastik menjadi barang berharga. Awalnya, Henny yang juga aktif sebagai pengurus di desanya mengikuti lomba PKK. "Pada lomba itu harus ada keunggulan yang ditampilkan berkaitan dengan sampah, utamanya sampah plastik," ceritanya.

Jadilah ia dan teman-teman di desanya menyulap sampah plastik menjadi berbagai macam kreasi. "Akhirnya kita ambil kresek sampah. Kita kumpulkan, kita olah, kita buat seperti tali, kita rajut untuk berbagai macam kreasi," ucapnya.

 

 

2 dari 2 halaman

Bank Sampah

Hanya saja, merajut tali dari sampah plastik berbeda dengan merajut benang. Sampah plastik, kata Henny, mudah sekali putus. "Jadi memang harus punya keahlian untuk merajut. Agak susah merajut tali dari sampah plastik, karena kalau kita tarik terlalu keras sedikit putus dia," katanya.

Oleh karena kreasinya itu, alhasil desanya membentuk bank sampah. Henny dipercaya sebagai direktur. Kini ia aktif menyosialisasikan berbagai kreasi dari sampah plastik. Beberapa waktu lalu, ia juga aktif membagikan ilmunya kepada wali murid di SD Muhammadiyah 2 Denpasar.

"Jadi kami ingin menyampaikan jika sampah kita itu semua bisa dikreasikan. Botol air mineral, lingkarannya bisa kita pakai untuk membuat gantungan baju. Tempatnya bisa jadi bunga, tinggal ditambah kreasi," papar dia.

Meski telah menghasilkan produk daur ulang sampah plastik yang cukup cantik, namun Henny belum menjual produk tersebut. "Belum dijual, kita masih sosialisasi. Tujuannya agar kreativitas ibu-ibu itu tumbuh," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini: