Liputan6.com, Bengkulu - Komitmen pemerintah pusat untuk mendongkrak perkembangan perekonomian Bengkulu mulai dijalankan. Tidak tanggung-tanggung, Presiden RI Ir H Joko Widodo dan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla turun langsung ke Bengkulu melakukan kunjungan kerja dan melihat langsung sarana transportasi di Bandara Fatmawati Soekarno dan Pelabuhan Pulau Baai.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, bandara dan pelabuhan ini akan dikelola secara profesional dan berstandar Internasional. Bandara Fatmawati Soekarno saat ini tengah dalam proses pengalihan pengelolaan dari Kementrian Perhubungan RI kepada pihak PT Angkasa Pura II. Sedangkan Pelabuhan Samudra Pulau Baai yang dikelola PT Pelindo II juga tengah mempersiapkan sarana pendukung kepelabuhan dengan investasi mencapai setengah triliun rupiah.
"Bandara akan membuka jalur penerbangan langsung ke luar negeri dan Pelabuhan mempersiapkan sarana untuk melakukan ekspor langsung ke luar negeri," tegas Rohidin di Bengkulu 18 Februari 2019.
Advertisement
Baca Juga
Presiden Joko Widodo juga memastikan pengelolaan bandara dan pelabuhan secara profesional berstandar Internasional akan dilakukan di Bengkulu. Infrastruktur pengembangan Bandara Fatmawati saat ini tengah dilakukan. Selama ini Bandara Fatmawati Soekarno dikelola oleh UPT Kementrian Perhubungan dan akan diambil alih oleh Angkasa Pura.
"Dikembangkan berstandar Internasional, termasuk pelabuhan akan dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kita akan lihat, jika ini memberikan manfaat bagi perkembangan ekonomi, kita akan berikan," tegas Jokowi.
Jokowi juga memastikan pembangunan Jalan Tol dari Suamtra Selatan menuju Bengkulu segera dilakukan. Jalan bebas hambatan ini dikenal dengan nama proyek Tol Indralaya- Bengkulu akan melewati wilayah Muara Enim, Lubuk Linggau, Rejang Lebong dan Kota Bengkulu sepanjang 330 kilometer.
"Kita rampungkan satu-satu. Kalau airport Maret rampung. Untuk tol insyaallah bulan depan mulai pembebasan," kata Jokowi.
Wapres Apresiasi Pengembangan Pelabuhan
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla melakukan kunjungan lapangan ke PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC Cabang Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Direktur Operasi IPC, Prasetyadi turut mendampingi serta memberikan pemaparan terkait pelayanan operasional pelabuhan berbasis digital dan rencana pengembangan Cabang Pelabuhan Bengkulu.
"Pelabuhan Pulau Baai sangat potensial untuk dikembangkan, dengan manajemen baru, pelabuhan ini sudah jauh lebih baik," tegas Wapres.
Direktur Operasional PT Pelindo II Prasetyadi mengatakan, visi IPC saat ini menjadi World Class Port pada tahun 2020, dengan memetakan strategi melalui roadmap perusahaan yang secara gencar mengoptimalkan teknologi informasi dengan penerapan digitalisasi yang terintegrasi di seluruh kegiatan operasional baik di sisi laut maupun darat. Pada tahun 2019 ini IPC mantap melangkah memasuki Era Baru Pelabuhan dengan menargetkan 12 cabang pelabuhan yang dikelola IPC sudah didukung dengan sistem pelayanan digital yang setara.
Secara keseluruhan, standardisasi pelayanan dengan didukung oleh aplikasi berbasis digital ini tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi waktu proses operasional di lapangan, karena kini pencatatan data dilakukan secara real time, perencanaan penumpukan kargo, hingga tracking dan tracing petikemas dan kapal dapat diakses langsung oleh pengguna jasa. Selain itu kami juga memberikan kemudahan pembayaran melalui sistem cashless.
"Dengan digitalisasi kami harapkan dapat menurunkan biaya logistik dan Dwelling Time,” tambah Prasetyadi.
IPC juga melakukan beberapa pengembangan Cabang Pelabuhan Bengkulu yang telah dimulai pada tahun 2017, antara lain dengan mengoptimalisasi kondisi eksisting seperti Terminal Petikemas, pengembangan Terminal Curah Kering (TCK) dan Terminal Curah Cair (TCC) yang ada di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
Untuk memacu peningkatan perekonomian daerah, IPC bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu mendukung dalam proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pulau Baai. Dengan hadirnya KEK ini nantinya dapat membuka peluang peningkatan investasi, lapangan pekerjaan, penerimaan devisa, serta memberikan keunggulan kompetitif produk ekspor.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) seluas 40Ha dengan menggunakan batu bara. Pembangkit listrik ini merupakan hasil kerjasama antara Cabang Pelabuhan Bengkulu dengan PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat batu bara sebagai bahan baku PLTU tersebut dengan jaminan troughput batubara sebesar 900.000Ton/Tahun.
"Terima kasih kepada Bapak Jusuf Kalla yang menyempatkan waktunya untuk melakukan peninjauan ke Pelabuhan Bengkulu. Seluruh upaya peningkatan pelayanan jasa kepelabuhanan yang didukung oleh sistem digital serta pengembangan pelabuhan ini merupakan bentuk nyata kerja IPC untuk mendukung program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dan meningkatkan perekonomian daerah" ujar Prasetyadi.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement