Liputan6.com, Cilacap - Akhir dasarian kedua Februari 2019 ini, intensitas hujan meningkat. Banjir dan longsor terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap yang diketahui sebagai wilayah paling rawan bencana di Provinsi Jawa Tengah.
Salah satunya di Desa Kutabima Kecamatan Cimanggu. Hujan lebat memicu longsor dan amblesnya jalan di Dusun Dukuhsawah Desa Kutabima, Senin dinihari, 28 Februari 2019.
Advertisement
Baca Juga
Tak main-main, amblesan dan longsoran tanah itu sangat besar. Panjang 47 meter, lebar 15 meter dengan ketinggian 40 meter. Tak pelak, Desa Kutabima pun langsung terisolasi.
Pekerja, petani, hingga anak sekolah kelimpungan. Mereka mesti berputar ke jalur alternatif Kutabima-Cisalak. Pasalnya, jalan yang ambles dan longsor itu merupakan ruas utama jalan Kutabima menuju kota kecamatan dan pusat keramaian, seperti pasar.
Tiga hari berselang, Rabu, 20 Februari 2019, jalan ini masih tertutup. Jangankan mobil, sepeda motor pun mesti meniti jalan di atas mahkota longsoran yang amat berbahaya. Hanya sedikit di antara mereka yang berani melintas.
"Ya sementara ini ya belum bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua juga perlu ekstra hati-hati karena kondisi kontur tanahnya sudah seperti itu," kata Edi Sapto Prihono, Kepala UPT BPBD Majenang.
Masyarakat sebenarnya tak tinggal diam dengan kondisi ini. Kerja bakti dilakukan secara simultan untuk menangani longsor sejak Senin.
Â
Rencana Penanganan Jalan Longsor
Tetapi, longsor dan amblesan itu memang berskala besar. Tenaga manusia tak sebanding dengan jumlah dan titik jatuhan material longsoran.
"Sudah dikerjabaktikan. Tapi belum maksimal," ujarnya.
Edi mengakui, hingga saat ini BPBD belum berencana mengerahkn alat berat untuk menangani longsor dan jalan ambles di Kutabima ini. Namun, ia memastikan BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk secepatnya melakukan penanganan.
Dia pun mengungkapkan, di tempat yang sama, pernah terjadi jalan ambles dengan skala lebih kecil pada 2018 lalu. Rencananya, tahun ini jalan ini akan diperbaiki dengan pemasangan turap dan aspal oleh Dinas PU Cilacap.
Tetapi, belum sempat diperbaiki titik ini kembali ambles dan longsor dengan skala lebih besar. Alhasil, perbaikan jalan pun terancam gagal.
"Itu kan longsoran tahun kemarin 2018, yang rencananya akan dikerjakan pada 2019 ini. Kan seperti itu. Tapi justru longsor lagi, malah lebih parah," ucapnya.
Menurut dia, langkah terbaik saat ini adalah kembali dilakukan kajian sebelum pelaksanaan proyek perbaikan. Sebab, kajian yang dilakukan pada 2018 lalu sudah tidak relevan mengingat skala longsoran yang kian besar.
Dia juga mengusulkan bagian bawah badan jalan perlu dipasang pancang beton untuk memperkuat pondasi jalan. Alternatif lainnya adalah membuat jalur baru.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement