Liputan6.com, Pekanbaru- Usianya boleh muda, masih 16 tahun, tetapi sepak terjang BN dalam kejahatan jalanan di Kota Pekanbaru membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Bersama geng motor bentukannya, King of The King (KOK), remaja putus sekolah ini kerap kali terlibat kejahatan hingga percobaan pembunuhan.
Jika anggotanya disentuh, BN tak segan-segan melukai remaja lainnya dari kelompok atau geng motor lain. Terakhir kali, BN menebar teror di depan sebuah hotel, Jalan Pelabuhan Sungai Duku, yang berujung maut bagi Frangki.
Frangki mengembuskan napas terakhir setelah ditikam oleh BN. Sebelum itu, Frangki yang sudah tak berdaya dan meminta ampun dipukul pakai kayu serta benda tumpul lainnya yang sengaja dibawa BN dan komplotannya.
Advertisement
Ulahnya pada 17 Februari 2019 itu membuat BN menjadi penghuni baru di tahanan Mapolsek Limapuluh. Keberadaannya turut menemani lima anggotanya yang rata-rata masih di bawah umur.
"BN ini bekerja di salah satu kafe di Pekanbaru, dia sempat beberapa hari buron," kata Kanit Reskrim Polsek Limapuluh Inspektur Satu Abdul Halim, Selasa (26/2/2019).
Baca Juga
Halim menceritakan, kejadian bermula ketika salah seorang anggota KOK melapor telah dikeroyok sekelompok orang di hotel tersebut. Tanpa pikir panjang, BN langsung berangkat bersama belasan anggotanya ke hotel dimaksud.
Di sana, dia melihat tiga remaja duduk di depan warung, salah satunya Frangki yang justru tidak tahu apa-apa. Korban tak bisa lari karena terkepung, sementara dua temannya berhasil kabur.
Aksi BN dan komplotannya ini terekam kamera pengintai di hotel. Dari sinilah petugas Polsek dibantu Reskrim Polresta Pekanbaru mengidentifikasi wajah BN dan belasan komplotannya.
Sejauh ini baru enam pelaku ditangkap, termasuk BN. Adapun inisial lima tersangka lainnya adalah WA, RA, AA, Fs, dan Min. Rata-rata masih di bawah umur, kecuali Min yang sudah berusia 19 tahun.
"Min inilah yang mengadu telah dikeroyok tapi salah sasaran karena korban tidak tahu apa-apa. Masih ada belasan ditetapkan buron," terang Halim.
Kerap Buat Onar
Lebih jauh, Halim menjelaskan, KOK yang tak tahu kapan dibentuknya ini sudah sering berbuat onar. Polisi menyebut ada tujuh kali pengeroyokan, di mana rata-rata sasarannya selalu mengalami luka berat.
"Ada yang ditikam, dipukul pakai kayu, terakhir 17 Februari 2019, satu korban meninggal dunia," terang Halim.
Tujuh kasus pengeroyokan ini dilakukan BN di lima lokasi berbeda di Pekanbaru. Di antaranya di Kecamatan Sukajadi, saat itu korbannya menderita luka tikaman. Berikutnya di Jalan Kapling, ada tiga orang ditikam.
"Berikutnya di wilayah Tenayan Raya, ada tiga korban dilukai," kata Halim.
Menurut Halim, motif BN dan geng motornya ketika beraksi adalah balas dendam. Mereka selalu bergerak jika mendapat kabar ada anggotanya diganggu tanpa mengecek kebenaran informasi itu.
"Seperti kasus di depan hotel, rekannya mengadu mendapat kekerasan, lalu mereka menyerang balik, tapi salah orang," Halim menambahkan.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement