Sukses

Ratusan Lapak dan Kios Terbakar, Bagaimana Nasib Pedagang Pasar Mandiraja?

Sebanyak 450 lapak dan 38 kios di Pasar Mandiraja, Banjarnegara terbakar.

Liputan6.com, Banjarnegara - Asap mengepul tipis dari Pasar Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin siang, 4 Februari 2019. Barang-barang terbakar mengonggok tak lagi berbentuk.

Ratusan warga menonton bekas kebakaran. Puluhan petugas hilir mudik memantau sisa titik api yang tersembunyi di balik puing-puing bangunan pasar.

Selama lima jam lebih, kebakaran melanda los dan kios bagian dalam pasar terbesar di Kecamatan Mandiraja ini. Sebanyak 450 lapak dan 38 kios terbakar.

Ahmad Nur adalah salah seorang pedagang yang boleh jadi beruntung. Kiosnya nyaris ludes dilalap si jago merah. Namun, sebagian barang dagangannya bisa diselamatkan.

Ketika api mulai melalap satu persatu lapak dan kios, Nur bersama tetangganya, Asep, berjibaku menyelamatkan barang. Mereka mesti beradu cepat dengan api yang begitu cepat merembet. Telat sedikit, nyawa menjadi taruhannya.

"Posisinya kebetulan di depan, jadi masih bisa diselamatkan," katanya.

Tentu, Ahmad Nur, merugi, tetapi ia pantas bersyukur. Beda dengan dia yang sebagian barangnya bisa diselamatkan, ratusan pedagang lainnya tak sempat menyelamatkan barang.

Perkakas rumah tangga, kain hingga pakaian benar-benar berubah jadi arang. Semuanya, tak lagi bernilai.

Dan yang lebih membuat pedagang risau mereka tak lagi memiliki tempat untuk berdagang usai pasar terbakar. Pun dengan ratusan orang yang menggantungkan hidupnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Relokasi Pedagang Pasar Mandiraja

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tentu tak ingin ratusan orang kehilangan pekerjaan. Rapat gabungan langsung dilakukan untuk penanganan pascakebakaran.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Dinperindagkop UKM) Banjarnegara, Joi Setiawan mengatakan pemerintah kabupaten bakal merelokasi pedagang ke terminal Mandiraja, yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari pasar.

Relokasi pedagang itu adalah langkah tercepat agar aktivitas ekonomi pedagang tak mati akibat kebakaran pasar. Pasalnya, untuk menunggu pembangunan pasar, diperlukan prosedur pembangunan yang tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat.

Dia menjelaskan, sesuai hasil rapat lintas dinas di Banjarnegara, pasar relokasi akan menempati dua per tiga area Terminal Mandiraja. Adapun sepertiga area terminal tetap sesuai fungsinya.

"Terminal Mandiraja itu, dua pertiganya akan digunakan sebagai kompleks pasar, sepertiganya tetap difungsikan sebagai terminal karena mendekati lebaran dan puasa," jelasnya.

Dia mengemukakan, saat ini Dinas PU Banjarnegara tengah menyiapkan rencana pembangunan pasar relokasi. Dalam jangka dua hari, rancangan selesai dan harapannya akan langsung dilanjutkan dengan pembangunan pasar relokasi.

Joi mengakui, kondisi pasar sementara ini berdampak pada menurunnya omzet pedagang. Akan tetapi, setidaknya aktivitas ekonomi warga yang bergantung ke pasar tak berhenti total.

Seperti diketahui, selain pedagang, ratusan orang juga terlibat dalam aktivitas harian pasar. Di antaranya, kuli angkut, tukang becak, delman, tukang ojek hingga juru parkir.

Namun, relokasi itu dirasa merupakan langkah tercepat untuk memastikan roda perekonomian tetap berjalan. Pasalnya, untuk membangun pasar seperti sedia kala, Pemkab perlu perencanaan yang matang. Namun, dia berharap pada APBD Perubahan 2019 nanti, Pasar Mandiraja bisa mulai dibangun.

"Paling telat 2020 sudah mulai dibangun," dia menandaskan.

Diketahui, Pasar Mandiraja, Banjarnegara terbakar lebih dari lima jam. Sejak titik api pertama kali diketahui pada Senin malam, sekitar pukul 22.00 WIB, api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.00 WIB.