Liputan6.com, Bolaang Mongondow - Sudah seminggu bencana longsornya area pertambangan di Desa Bakan, Kecamatan Tanoyan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Hingga Senin, 4 Maret 2019, terdata 29 korban sudah dievakuasi, dengan rincian 11 meninggal dunia, 19 lainnya selamat.
Tim gabungan kembali berhasil mengevakuasi seorang korban runtuhnya tambang emas yang ditemukan terimpit di bongkahan batu ukuran besar, Senin, 4 Maret 2019.
Evakuasi korban memerlukan waktu beberapa jam. Medan yang membahayakan bagi tim gabungan, membuat proses evakuasi berjalan lambat. Korban baru berhasil dievakuasi pukul 17.40 Wita.
Advertisement
Baca Juga
Korban kemudian dibawa ke posko DVI Posmortem Polda Sulut di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu. "Korban sudah langsung dibawa ke rumah sakit untuk proses identifikasi," ujar Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, Haris Dilapanga.
Namun identitas korban belum bisa teridentifikasi. Bagian wajah korban remuk akibat terimpit batu. Selain itu, bagian kaki hingga paha korban juga hancur tertimpa batu. Karena proses evakuasi ini sudah memasuki tujuh hari mengakibatkan sebagian bagian tubuh korban sudah mulai rusak.
Dari penunjuk atribut yang dikenakan korban, lelaki ini menggunakan kaus hitam dengan celana pendek. Selain itu, korban memiliki tato mawar di leher bagian belakang. Dalam dompet tidak ditemukan identitas apa pun, selain uang 20 dolar Singapura.
Hingga kini, ratusan warga keluarga dari korban longsor memadati halaman parkir RSUD Kotamobagu, untuk mencari tahu keberadaan kerabat mereka.
Sementara di lokasi bencana tambang runtuh itu, proses evakuasi masih terus dilakukan."Proses penggalian dengan alat berat terus dilakukan oleh tim gabungan untuk menemukan korban yang masih tertimbun," ujar Haris.
Simak video pilihan berikut ini: