Sukses

Cobalah 6 Jajanan Khas Sunda yang Jadi Tren di Ibu Kota

Orang Sunda dikenal punya keahlian bawaan dalam hal memasak. Jangan heran kalau kreativitas dari wilayah ini menjadi tren di banyak daerah.

Liputan6.com, Garut Soal menciptakan jajanan khas cepat saji yang murah meriah, masyarakat Jawa Barat, salah satu jagonya, tak terkecuali Garut. Sebut saja cilok, cimol, siomay, batagor, cuanki hingga seblak, dengan mudah ditemui di Jakarta dan kota besar lainnya.  

Tak percaya, cek deh di antara para pedagang makanan cepat saji yang biasa dijajakan di atas roda dan gerobak jualan itu, mayoritas merupakan orang Sunda dan tentu terselip orang Garut di dalamnya. 

Berikut Liputan6.com menghimpun enam jajanan cepat saji yang cukup murah meriah, hasil olah tangan masyarakat Sunda, sebagai pelengkap penganan jajanan siang Anda.

1. Cilok

Berasal dari aci atau tepung kanji, atau bisa juga tepung singkong ini, bukan makanan baru bagi masyarakat Sunda. Cilok yang berarti aci dicolok (ditusuk) dibuat cukup gampang dan sederhana.  

Resep pembuatan cilok yang tidak sulit-sulit amat, memang memudahkan semua orang bisa mencobanya. "Murah meriah rasa nikmat," kata Ridwan, salah seorang pedagang cilok keliling yang berhasil ditemui Liputan6.com, Sabtu (16/3/2019).

Menurut dia, jajanan cilok dengan penusuknya memang sudah memiliki penggemar fanatik, terutama di lidah penikmat makanan berbahan aci itu. Sekarang ada juga rasa daging ayam, daging sapi, tapi yang polos pun masih dijual.

Menggunakan gerobak kecil yang didorong, atau roda ukuran sederhana dengan ciri khas tampilan cilok plus bumbunya, varian rasa pun semakin beragam. Bahkan dalam perkembangan selanjutnya, cilok mungil seharga Rp 500 per biji ini mulai diubah dalam varian lain melalui cara penggorengan. 

Namun, bagi Anda yang menyenangi dalam bentuk kuah, tidak ada salahnya untuk mencoba membuat sendiri di rumah. "Biasanya kalau yang pakai kuah, baso acinya tawar tanpa rasa, biasanya rasa baso aci dipengaruhi kuah," ujarnya.

Bumbu kuah baso aci yang berasal dari campuran berbagai rempah-rempah itu, dirasa nikmat jika dihidangkan dalam keadaan hangat. "Biasanya dulu dicoba (diuji coba) anak-anak sekolah, ada istilah papasakan atau ngabaso aci," ujarnya.

Bagi Anda yang berencana liburan ke tempat sanak saudara, tidak ada salahnya mencicipi baso aci atau membuatnya sendiri sesuai dengan selera masing-masing. Dijamin persaudaraan Anda semakin erat, sehangat baso aci.

 

2 dari 6 halaman

Cimol

Lain ladang lain ilalang, meskipun berbahan sama dari aci atau tepung kanji, penganan lain yang mulai mendapatkan tempat di lidah masyarakat kota adalah cimol (aci digemol). Pembeda fisik, cimol biasanya digoreng dulu, bentuknya bulat kecil-kecil.

Disajikan dalam bentuk kering usai penggorengan, makanan ringan yang satu ini memang cukup nikmat disajikan saat waktu senggang Anda. "Paling enak pakai bumbu, ada pedas, asin hingga manis," ujar Wawan, salah seorang penjual cimol di Garut.

Hampir sama dengan cilok, pembuatan cimol juga sederhana dan gampang dicoba. "Bedanya kalau cimol harus digoreng dulu, kalau cilok cukup dikukus,” kata Wawan.

Adonan berbahan tepung kanji itu, kemudian dibuat bulat kecil-kecil sebelum memasuki fase penggorengan, agar mengembang menjadi bulatan yang lebih besar untuk disantap. Kebanyakan penggemarnya anak-anak pelajar, tetapi tak sedikit orang tua yang menjadi penikmat. 

Bahkan di kalangan ibu-ibu, jajanan cimol seakan menjadi menu wajib untuk disantap, saat mengantar dan menunggu buah hatinya di sekolah. Harga cimol Rp 3.000 per bungkus. "Daripada membuat sendiri, ya mendingan beli saja, sebenarnya mudah sih kalau membuat sendiri," kata Fitri, seorang konsumen. 

Bagi yang ingin mencoba membuatnya di rumah, hati-hati dengan tangan dan kulit anda lainnya, dari percikan minyak goreng saat penggorengan bahan cimol berlangsung.

3 dari 6 halaman

Siomay

Dibanding dua jajanan khas di atas, kuliner Sunda yang satu ini memang lebih repot pengerjaannya. Selain bahan baku yang lumayan lengkap, juga prosesnya lebih lama. Apalagi jika menggunakan ikan tenggiri, harus ada proses pemisahan daging dan duri ikan.

Menurut Ogi, salah seorang penjual siomay plus batagor, makanan ini dikenal juga sebagai shumai. Ada baso tahu, siomay, paria (pare), kentang, engkol dan telur. Konon makanan ini berasal dari Cina yang biasa disajikan menggunakan saus tomat asam manis, tapi sejak lama diadopsi masyarakat lokal menjadi makanan sehari-hari.

"Kalau di kita ya pakai sambal kacang," ujar Ogi sambil menunjukkan bumbu kacang yang biasa digunakan.

Meskipun prosesnya lumayan lama, melimpahnya bahan yang disajikan mulai tepung kanji, terigu, kacang tanah, pare, kentang hingga tahu untuk bahan pelengkap baso tahu, menyebabkan makanan tersebut gampang ditemukan.

"Jika tidak mau ribet yang sudah jadi saja, lebih enak juga," ujar dia sedikit genit mencoba menawarkan produk yang ia jual.

Bagi masyarakat sunda khususnya Garut, ada sedikit persamaan antara penyebutan siomay dengan baso tahu. Dalam prosesnya siomay atau baso hanya penamaan saja. Secara garis besar seluruh bahan yang dijual nyaris sama.

Proses pembuatannya pun nyaris sama tidak ada yang beda. Lepas dari semuanya, siomay atau baso tahu, merupakan panganan yang enak disajikan, terutama dalam kondisi hangat saat cuaca dingin atau hujan tiba. 

4 dari 6 halaman

Batagor

Jika siomay atau baso tahu disajikan dalam keadaan kukus, batagor atau akronim dari baso tahu goreng disajikan dengan digoreng.  Batagor sejak lama dikenal sebagai penganan lezat yang dihasilkan dari bahan yang hampir sama, yakni tepung kanji.

"Bedanya kalau batagor ada tambahan terigu biar gampang saat penggorengan," kata Ogi, salah satu penjual. 

Sementara bahan lainnya, yakni tahu, bahan campuran adonan, pangsit, dan bumbu kacang tanah, hampir sama dengan yang disajikan pada siomay atau baso tahu. Kuah campuran batagor, bahan yang dicampurkan hampir menyerupai bumbu dapur yang biasa disajikan pada panganan mie baso. Ada saus, penyedap rasa, kecap manis, bawang goreng, selendri, cuka dan cabai. Yang membedakan dengan bakso, kuliner batagor tidak memiliki baso dan mi layaknya mi bakso. 

Batagor atau baso tahu goreng, merupakan kudapan asli masyarakat Sunda. Terlepas adanya akulturasi budaya dari Cina, penambahan saus kacang mampu membedakan semuanya.

Simak video pilihan berikut:

5 dari 6 halaman

Baso Cuanki

Tidak ada catatan pasti mengenai awal mulai makanan yang satu ini mulai berkembang. Namun, jajanan khas Sunda yang satu ini, awal mula beredar di kota kembang Bandung, pada dasarwarsa 1990-an silam.

Sepintas, kuliner yang satu ini nyaris menyerupai mi bakso. Namun, cuanki yang konon kependekan dari ‘Cari Uang Jalan Kaki’ ini, pamornya tidak pernah meredup, untuk melayani perut warga Ibu Kota, saat senggang tiba.

Baso cuanki berasal dari bahan tepung tapioka, terigu, ikan tenggiri, plus daging sapi yang digunakan untuk campuran baso yang akan digunakan.  Yang mudah ditemui di Ibu Kota Jakarta adalah cuanki. Biasanya cuanki disajikan menggunakan kuah.

Bumbu yang digunakan sebagai pelengkap cuanki, hampir sama dengan batagor kuah. Sebut saja penyedap rasa, kecap, cuka makan, bawang goreng, seledri, juga cabai basah nan pedas. Dalam semangkuk baso cuanki, selain baso terdapat bahan lain yang ikut dicampurkan, yakni pangsit, baso tahu kering, termasuk mi instan yang belakangan mulai disajikan dalam campuran kombinasi cuanki.

6 dari 6 halaman

Seblak

Dibanding makanan khas orang sunda lainnya, kemunculan seblak memang bisa dibilang paling bontot. Namun jangan salah, makanan yang baru terkenal di era 2000-an ini, sudah memiliki penggemar fanatik. Pembedanya adalah rasa pedas yng bertingkat. 

Menurut dia, panganan khas campuran kerupuk basah, mie tiaw, daging ayam, telur, sayuran plus baso aci, memang memberikan sensasi tersendiri. "Apalagi disajikan dalam keadaan hangat pedas, mantap," kata Kartika, salah satu penikmat.

Seblak atau kondisi berlinang air mata versi Sunda, memang cukup populer saat ini. Ciri khas makanannya yang cukup pedas ini, yakni konon sanggup membuat orang yang menyantapnya, hingga matanya meler berlinang air mata karena kepedasan. Selain pedas dan gurih, makanan bertekstur kenyal ini akhirnya mampu menyegarkan setiap konsumen yang telah menyantapnya.

Seiring berjalannya waktu, varian seblak basah pun cukup beragam, sebut saja seblak makaroni, ceker ayam, mie basah, tulang, baso, basreng (baso goreng), batagor, baso aci dan lain-lain.