Liputan6.com, Kebumen - Tensi politik semakin tinggi mendekati hari H pencoblosan Pemilu 2019. Riuhnya menyentuh segala lini. Tak pelak, masyarakat terbelah menjadi kubu-kubu beda pilihan.
Akan tetapi, sebenarnya beda pilihan adalah hal biasa dalam demokrasi. Selebihnya, di kehidupan lainnya, mereka terhubung satu sama lain, meski beda pilihan presiden maupun partai.
Inilah yang disampaikan dalam tablig akbar dan doa bersama yang digelar di Markas Polres Kebumen, Jumat malam, 15 Maret 2019. Meski bertajuk tablig akbar, doa untuk pemilu nan teduh ini juga dihadiri oleh puluhan warga nonmuslim.
Advertisement
Baca Juga
Umat Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu ikut hadir dan duduk bersama tanpa ada sekat pemisah dengan mayoritas muslim. Meski mempunyai latar belakang agama yang berbeda, suasana khidmat terlihat dari awal pelaksanaan tablig akbar.
Warga Kebumen ingin menunjukkan bahwa mereka begitu menjunjung tinggi kerukunan dan toleransi beragama mendekati Pemilu 2019. Slogan beriman tak hanya didengungkan di mulut, tetapi dibarengi dengan tindakan nyata.
Ketua FKUB Kabupaten Kebumen, Dawamudin, mengapresiasi apa yang telah dilakukan Polres Kebumen dengan menyelenggarakan acara yang bernuansa Kebinekaan tersebut. Menurut dia, upaya merekatkan persaudaran amat penting di tengah ingar bingar Pemilu 2019.
Doa Lintas Iman untuk Pemilu Aman dan Damai
"Ini merupakan upaya batin. Kalau usaha lahir telah banyak dilakukan, seperti penegakan hukum dan lainnya. Meminta dia kepada Tuhan Yang Maha Esa, sangat diperlukan sekali," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, doa dipanjatkan dengan cara lima agama. Seluruhnya mendoakan agar Indonesia aman dan kondusif dalam hajat Pemilu 2019 ini.
Wakil Kepala Polres Kebumen, Kompol Prayudha Widiatmoko, mengatakan pesta demokrasi ini seharusnya menjadi momentum yang baik untuk mempersatukan bangsa. Bertajuk pesta demokrasi, Pemilu mestinya disambut dengan bahagia oleh semua kelompok.
Indonesia merupakan negara dengan bermacam-macam agama, suku, dan ras. Karenanya, seluruh pihak mesti menjaga kerukunan antar umat beragama.
Dengan begitu, meski berbeda pilihan dalam pemilu, masyarakat tak terpecah belah. Indonesia tetap aman dan damai hingga pemilu usai.
Yang patut diapresiasi, Prayudha mengucapkan salam dalam enam versi agama berbeda. Ia ingin menunjukkan bahwa kepolisian sangat menunjung tinggi toleransi.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya, salam kebajikan," Prayudha, membuka sambutannya.
Terlihat dalam acara itu, PJU Polres Kebumen, Forkopimda, Ketua MUI, Ketua FKUB Kabupaten Kebumen, tokoh lintas agama, masyarakat serta warga sekitar dan seluruh perwakilan warga dari tiap-tiap kecamatan dan kelurahan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement