Liputan6.com, Probolinggo - Hingga kini Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, masih berstatus waspada karena aktivitas vulkaniknya yang terus meningkat. Akibatnya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo pun berkurang.
Menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo membuat para pemandu ojek kuda di kawasan Lautan Pasir Bromo menjadi jenuh. Kaporles Probolinggo, Kombes Pol Eddwi Kurniyanto pun berinisiatif untuk mengadakan lomba balapan kuda di lokasi wisata tersebut.
Panjang lintasannya hanya 100 meter, garis start dan garis finish-nya dibuat seadanya. Namun, pemenangnya akan mendapatkan hadiah yang menyenangkan yakni uang tunai sebesar Rp500 ribu dari Kapolres Probolinggo.
Advertisement
"Insidentil saja tadi menggelar balapan itu," kata Eddwi kepada Liputan6.com, Rabu, 20 Maret 2019.
Baca Juga
Meski begitu, Eddwi menyebutkan bahwa lomba pacuan kuda seperti ini bisa menjadi wahana wisata baru di Lautan Pasir Gunung Bromo. Hal itu tentu saja bisa menarik minat wisatawan yang ingin melihat lomba pacuan kuda.
"Atau bahkan siapa tahu ada perkumpulan olahraga berkuda, kan bisa dikembangkan juga," jelasnya lagi.
Sementara itu, Adi salah seorang pemandu wisata ojek kuda yang berada di kawasan wisata tersebut mengatakan bahwa jika dalam keadaan normal, setiap harinya ia bisa mengumpulkan omzet Rp500 ribu. Namun, akivitas vulkanik Gunung Bromo yang terus meningkat membuat pemasukannya menjadi turun drastis.
"Kalau saat normal, biasanya mendapat penghasilan antara Rp400 ribu sampai Rp500 ribu. Karena kondisi Gunung Bromo seperti ini, akhirnya penghasilan kami menurun drastis. Cuma dapat sekali muat tamu saja sudah untung," kata Adi.
Hingga saat ini, status Gunung Bromo masih waspada. Aktivitas gempa letusan terjadi beberapa kali. Tinggi kolom asap, berkisar antara 1.000 sampai 1.500 meter di atas puncak kawah Gunung Bromo. Sejumlah kawasan wisata, seperti Lautan Pasir, Cemoro Lawang, dan sekitar pos pengamatan gunung api, juga dilanda hujan abu.
Saksikan video pilihan berikut: